Panennews.com – Tanaman pegagan atau Centella asiatica berpotensi untuk dikembangkan sebagai terapi penurunan daya ingat pada bagian otak. Senyawa aktif tanaman tersebut ditengarai mampu meningkatkan kemampuan belajar dan memori manusia.
Hal itu mengemuka dalam riset Prof. Dwi Cahyani Ratna Sari yang disampaikan saat dikukuhkan sebagai Guru Besar di Bidang Ilmu Anatomi pada Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan, Universitas Gadjah Mada (UGM), Selasa (23/4/2024).
Dwi menerangkan, bagian otak yang dapat diterapi dengan kandungan pegagan adalah hipokampus. Dengan ukuran hanya 5 cm, hipokampus menarik perhatian karena fungsinya sebagai pusat penting pembelajaran, konsolidasi memori, dan fungsi pemetaan kognitif mengingat banyaknya neuron di dalam bagian tersebut.
Namun hipokampus juga rentan mengalami stres sehingga pengaruh stres yang berkepanjangan dapat berpotensi mengganggu kesehatan mental.
Dwi menyampaikan, salah satu terapi yang sedang dikembangkan saat ini untuk mengatasi defisit memori di hipokampus adalah penggunaan tanaman pegagan atau Centella asiatica.
Senyawa aktif herbal tersebut, seperti asam asiatik dan asiatikosida, dapat menembus sawar darah-otak, memengaruhi permeabilitas glukokortikoid, dan meningkatkan influx ion kalsium, yang kemungkinan memperbaiki proses daya ingat dengan mengoptimalkan fungsi neuron di hipokampus.
“Pegagan ini juga memperbaiki memori spasial pasca stres melalui efek ansiolitik, dan kemampuannya dalam meningkatkan sintesis neurotransmitter, terutama dopamin, yang mendukung proses konsolidasi memori,” tutur Dwi.
Dwi Cahyani berharap terdapat penelitian lebih lanjut yang dapat mengkonfirmasi titik tangkap senyawa pegagan di hipokampus. Zat aktif dalam pegagan, seperti asam asiatik dan asiatikosida, perlu diteliti lebih lanjut untuk menentukan dosis efektifnya.
“Selain itu, perlu validasi efek pegagan dan zat aktifnya dalam meningkatkan kemampuan belajar dan memori pada manusia,” kata dia.