Panennews.com – Selepas hari pemungutan suara Pemilihan Umum (Pemilu), sesuai komitmen pemerintah, bantuan pangan beras kembali digulirkan.
Presiden Joko Widodo mengukuhkan dimulainya kembali bantuan pangan beras dengan mengunjungi Gudang Perum Bulog Cibitung, Bekasi, Jawa Barat, Jumat (16/02/2024) bersama Kepala Badan Pangan Nasional/National Food Agency Arief Prasetyo Adi dan Direktur Utama Perum Bulog Bayu Krisnamurthi.
“Jadi yang 10 kilo (bantuan pangan beras) sudah diterima semuanya? Bulan Januari sudah terima ya? Februari hari ini diterima. Nanti (lanjut) Maret, April, Mei, Juni. Nanti kita lihat di APBN, kalau pemerintah punya kemampuan akan dilanjutkan lagi, tapi janji saya sampai Juni dulu. Nanti hitung-hitung APBN, APBN cukup, bisa ditambah,” kata Presiden Jokowi saat menjumpai masyarakat.
Selepas mendampingi kunjungan kerja RI-1, Kepala NFA Arief Prasetyo Adi menuturkan pengguliran bantuan pangan beras telah dimulai kembali serentak di seluruh Indonesia. Langkah ini juga diiringi strategi pemerintah dalam menghadapi peak season nanti.
“Hari ini tanggal 16 Februari, Bapak Presiden berkenan cek kondisi stok beras yang ada di Gudang Bulog di Cibitung ini. Kemudian seperti yang telah disampaikan sebelumnya bahwa bantuan pangan pemerintah dalam bentuk beras sudah kita mulai kembali sejak kemarin. Bapak Presiden yang pertama mengunjungi lagi hari ini,” ucapnya.
“Setelah ini juga akan berkunjung ke beberapa provinsi lain. Jadi Bapak Presiden ini selalu cek kondisi stok beras dan kita harapkan sampai dengan nanti peak season, puasa dan lebaran, kondisi perberasan kita, tetap dijaga dengan baik,” sambungnya.
“Perlu diketahui bahwa kami semua sudah mempersiapkan jauh-jauh hari, baik untuk ketersediaan maupun pasokan ke seluruh masyarakat yang ada di Indonesia. Stok beras Bulog saat ini 1,4 juta ton,” tandasnya.
Lebih lanjut, Kepala NFA Arief Prasetyo Adi turut menjelaskan fokus pemerintah adalah menjaga keseimbangan di semua lini rantai pasok pangan, terutama di tingkat produsen. Meskipun langkah importasi dilakukan, tapi kepentingan petani harus senantiasa dijaga.
“Saya telah meminta Bapak Dirut Bulog untuk menyeimbangkan harga di tingkat petani. Jadi harga di tingkat petani ini, kalau nanti panen sudah di atas 3,5 juta ton. Bahkan kita berharap bisa sampai 5 juta ton dalam 2 bulan ke depan hingga bulan ramadhan, harga petani tetap harus dijaga. Ini juga pesannya Bapak Presiden. Walaupun importasi dilakukan, tetapi importasi ini dilakukan secara terukur,” urainya.