Tekan Inflasi, DKP NTB Kembali Gelar Pangan Murah

oleh -26 views
Gerakan pangan murah yang diadakan oleh DKP Provinsi NTB (Panennews.com/ H Wardi)
Gerakan pangan murah yang diadakan oleh DKP Provinsi NTB (Panennews.com/ H Wardi)

Panennews.com – Dinas Ketahanan Pangan (DKP) NTB kembali melakukan kegiatan gerakan pangan murah, Rabu (22/11/2023). Kegiatan yang berlangsung di Kelurahan Abian Tubuh Kota Mataram ini bertujuan menekan inflasi yang disebabkan sejumlah bahan pokok.

Kegiatan gerakan pangan murah ini menghadirkan sejumlah sembako dengan harga yang lebih murah. Mulai dari beras, telur ayam ras, gula, minyak goreng, daging ayam, dan lainnya.

“Gerakan pangan murah ini kegiatan rutin kita, tahun ini dilaksanakan sebanyak 17 kali hingga akhir tahun nanti,” ujar Kepala DKP H Abdul Azis.

Gerakan pangan murah ini merupakan kegiatan ke 13 yang digelar DKP di Mataram. Artinya, masih ada sisa 4 kali lagi untuk tahun ini, dan akan dilanjutkan kembali di 2024 mendatang.

Baca Juga :   Operasi Pasar, Warga Bandung Bisa Beli Beras Dengan Harga Terjangkau

“Kita ingin masyarakat menengah ke bawah bisa menikmati harga pangan terjangkau, dan ketersediaan pangan di NTB tidak kekurangan,” sungkapnya.

Lebih lanjut dikatakan, jika harga di pasar mahal, maka melalui gerakan pangan murah ini bisa menciptakan harmonisasi harga. Seperti beras medium yang seharga Rp 13-14 ribu per kilogram, bisa dibeli seharga Rp 10.900 per kilogramnya di gerakan pangan murah.

“Terus telur ayam harganya dari Rp 42-50 ribu satu tray, dan bapok lainnya juga dengan harga terjangkau. Tentunya ini adalah pekerjaan kolaborasi antara Pemerintah NTB seperti DKP, Perindustrian, Perdagangan, Kelautan dan Perikanan, Pertanian dan Bulog, id food dan BI NTB,” jelasnya.

Baca Juga :   Jaga Inflasi Nasional, Bantuan Pangan Beras Terus Dilanjutkan

Selain menekan inflasi bahan pokok gerakan pasar murah juga sitargetkan untuk stabilisasi harga. Yakni harga bahan pangan yang lebih bisa dijangkau masyarakat.

“Bukan berarti karena kenaikan ini kemudian kita ingin bertahan ke harga yang lama memang tidak boleh. Karena ongkos produksi juga harus diperhitungkan, pupuk, obat obatan nya dan lainnya. Kalau ada kenaikan sedikit saya rasa masih wajar,” tutupnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.