Panennews.com – Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Direktorat Jenderal Perkebunan bersama Dinas Kabupaten setempat, melakukan pendampingan pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) kelapa di Kalimantan Barat.
Tepatnya di kebun kelapa milik Kelompok Tani Perdamaian di Desa Sui Nipah dan Desa Peniti Luar, Kec Jungkat Kab Pontianak.
Pendampingan pengendalian OPT dimaksudkan untuk meminimalisir tingkat serangan sehingga produktivitas pertanian meningkat.
Hal ini sejalan dengan arahan Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman beberapa waktu lalu, jajaran lingkup Kementerian Pertanian diminta untuk meningkatkan produksi dan produktivitas pertanian sehingga dapat meminimalisir ketergantungan impor dan meningkatkan ekspor komoditas pertanian.
OPT yang dikendalikan adalah kumbang tanduk (Oryctes rhinoceros) dan kumbang janur Brontispa longissima seluas 37,5 Ha. Kebun kelapa milik Poktan Perdamaian merupakan kebun kelapa hibrida berumur 2-30 tahun dengan tinggi antara 1,5-7 meter.
Sebelumnya, Direktur Jenderal Perkebunan Andi Nur Alam Syah menghimbau agar petani menggunakan prinsip Pengelolaan Hama Terpadu (PHT) dengan memadukan pengendalian biologis menggunakan Agens Pengendali Hayati (APH), musuh alami, dan insektisida kimia sebagai pilihan terakhir.
“Kebun kelapa ini merupakan penghasil nira, bahan dalam pembuatan gula merah. Penggunaan APH dan predator termasuk tindakan pengendalian yang lebih tepat karena aman bagi manusia dan lingkungan,” ujarnya, Jumat (12/01/2024).
Ia menjelaskan, dalam pengendalian ini digunakan APH Metarhizium sp untuk mengendalikan karva Oryctes rhinoceros pada fase larva dan predator cocopet (Chelisoches morio) yang merupakan musuh alami Brontispa longissima serta insektisida berbahan aktif karbofuran dan lamda sihalotrin.
Kegiatan pendampingan pengendalian diawali dengan pemberian penyuluhan mengenai ambang ekonomi hama Oryctes rhinoceros dan Brontispa longissimi, cara aplikasi APH, manfaat musuh alami dan penjelasan mengenai pemberian pestisida yang tepat waktu, dosis dan sasaran.
“Diharapkan melalui kegiatan ini, petani dapat termotivasi untuk melaksanakan kegiatan pengendalian secara mandiri bersama anggota Poktan yang lain,” tutupnya.