Panennews.com – Provinsi Jawa Tengah menjadi wilayah terbanyak yang melakukan gerakan tanam (Gertam) cabai 2023. Sebanyak 26 kabupaten/kota melakukannya serentak.
Gerakan yang diinisiasi pemerintah pusat dan Tim Penggerak Pembinan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) untuk menekan inflasi ini, menjadi program nasional yang diikuti 38 provinsi.
Lebih lanjut tidak sekadar imbauan, penanaman pun dipantau oleh TP PKK pusat.
Seperti, terlihat di RW 08 Keluarahan Kembangarum, Kecamatan Semarang Barat, Kota Semarang, Kamis (7/12/2023).
Rombongan TP PKK pusat yang dinahkodai Suwandiono melakukan verifikasi untuk membuktikan dokumen laporan.
Pada agenda tersebut, hadir pula Pj Ketua TP PKK Jawa Tengah Shinta Nana Sudjana, dan Ketua TP PKK Kota Semarang Alwin Basri.
Dan benar adanya, Suwandiono mengapresiasi langkah cepat yang dilakukan TP-PKK setempat. Menggandeng Kelompok Wanita Tani, lahan balai RW setempat dikembangkan sebagai demplot pembibitan.
Tidak hanya itu, pekarangan milik warga pun ditanami cabai.
“Di Jateng paling banyak dari 38 provinsi, dalam waktu singkat sudah bisa laporkan progres gertam cabai. Sudah dilaporkan dan kita nilai dari dokumen yang diserahkan,” ujarnya.
Suwandiono menyebut, gerak cepat yang dilakukan Jateng sangat memungkinkan untuk dijadikan acuan. Selain daerah dengan gertam terbanyak, juga eksistensi gerakan yang telah dilakukan sejak 2017.
Menurutnya, gertam cabai dilakukan untuk menekan inflasi, yang bisa memengaruhi perekonomian warga. Ia menyebut, pada akhir 2023, cabai menjadi komoditas pemicu inflasi.
“Sangat mungkin dijadikan benchmark. Paling tidak apa yang kita rekam hari ini, merupakan media pembelajaran bagi seluruh provinsi di Indonesia,” ujar Suwandiono.
Sementara itu, Penjabat Ketua TP PKK Jateng, Shinta Nana Sudjana mengatakan, gertam cabai sudah eksis di Jawa Tengah sejak 2017.
Kala itu, di Desa Glesung Rejo, Baturetno-Wonogiri telah di-launching gerakan tersebut.
“Pada waktu itu langsung dibuat kesepakatan, setiap rumah warga menanam tiga polybag atau kaleng bekas. Hingga saat ini masih eksis, meskipun ada kendala namun tetap menanam,” paparnya.
Menurut Shinta, gerakan tanam cabai juga embrio penyiapan generasi emas 2045. Kebiasaan tersebut bisa dikembangkan dalam penanaman sayur, juga bisa dipadukan dengan memelihara ikan lele, dan sebagainya.
“Hal tersebut akan mendukung ketahanan pangan keluarga. Memenuhi kebutuhan protein dan vitamin, bergizi, serta dapat menyediakan pangan aman, juga mengatasi stunting,” imbuhnya.