Petani Florist : Omset Bunga Krisan Dalam Greenhouse Mengalami Peningkatan

oleh -31 views
Bunga Krisan
Dok. Kementan

Panennews.com – Krisan merupakan tanaman hias yang sangat populer baik untuk rangkaian bunga maupun untuk materi dekorasi.

Selain itu, krisan juga digunakan sebagai bunga pot dan dapat juga dimanfaatkan sebagai teh herbal. Di samping untuk memenuhi pasar domestik, krisan juga diekspor dengan negara tujuan Jepang, Singapura, Australia, Timur Tengah dan Amerika Serikat.

Data statistik menunjukkan volume ekspor krisan pada tahun 2021 sebanyak 131,4 Ton dengan nilai USD 903.929 dan meningkat sebesar 67,8% pada tahun 2022 sebanyak 220,6 Ton dengan nilai USD 1.220.406

Pengembangan Kampung Hortikultura merupakan salah satu strategi dan prioritas untuk meningkatkan daya saing hortikultura termasuk pengembangan kampung flori.

Pengembangan Kampung Hortikultura mengusung konsep One Village One Variety (OVOV). Direktur Jenderal Hortikultura Prihasto Setyanto mengusung konsep ini bertujuan untuk menjadikan kawasan terkonsentrasi dan berskala ekonomi, sehingga mampu menghasilkan produk segar dan olahan yang bersaing dengan negara lain, terutama dalam hal ekspor.

Baca Juga :   Petakan Kawasan Kekeringan, Kementan Optimis Hadapi El Nino

Sejak tahun 2021, Direktorat Jenderal Hortikultura telah membangun 181 Kampung Flori di wilayah sentra produksi dan pengembangan tanaman hias. Fasilitasi Bantuan Sarana Produksi Florikultura telah mengalokasikan 80 unit Greenhouse dan 28 unit Shadinghouse.

“Dengan bantuan Greenhouse tersebut, diharapkan petani dapat meningkatkan mutu tanaman hias yang dihasilkan. Ini agar dapat memenuhi standar ekspor dan mampu bersaing dengan produk tanaman hias dari negara lain,” ujar Prihasto, Selasa (19/12/2023).

Adapun Kabupaten Karo merupakan salah satu kawasan pengembangan krisan nasional dan terbesar di Provinsi Sumatera Utara.

Data statistik menunjukkan produksi krisan di kabupaten Karo pada tahun 2021 sebanyak 3.787,5 Ton dan meningkat 88,6% sebanyak 7.144,5 Ton di tahun 2022.

Direktur Buah dan Florikultura, Liferdi Lukman saat dihubungi mengungkapkan pihaknya terus mendorong daerah-daerah potensial dengan mengalokasikan pengembangan kampung flori sejak tahun 2022.

“Kita dorong pengembangan kawasan Krisan di Kabupaten Karo dalam bentuk bangunan Greenhouse melalui dana APBN sebanyak 3 bangunan Greenhouse pada tahun 2022 dan 2 bangunan Greenhouse pada tahun 2023 dengan luasan 200 m2 setiap bangunan”.

Baca Juga :   Bekasi Canangkan Varietas Benih Padi Lokal Tahan Serangan Hama

Bangunan Greenhouse tersebut dimanfaatkan oleh kelompok sebagai sarana budidaya tanaman hias khususnya krisan.

Sementara itu, Petani Florist yang bernama Karya Ginting mengatakan populasi krisan dalam 1 Greenhouse berkisar 8.500 tanaman dengan 3 kali musim tanam dalam 1 tahun sehingga total produksi 25.500 tanaman per tahun.

Selain itu, Ginting juga mengatakan bahwa harga krisan per tangkai berkisar Rp.2.000 – Rp.3.000 dan mengalami peningkatan di musim tertentu.

Sehingga total penjualan dari ketiga Greenhouse berkisar antara Rp.153.000.000,- – Rp.229.500.000,- per tahun.

“Pemasaran kami lakukan melalui pola kemitraan dengan pelaku usaha florist, BUMDes Pasar Bunga Desa Raya, Berastagi dan dipasarkan langsung di lokasi agroeduwisata. Omset budidaya krisan dalam Greenhouse yang kami dapat berkisar antara Rp.56.000.000,- – Rp.64.000.000,- dalam 1 tahun”, ujar Karya Ginting selaku petani krisan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.