Lumajang Lepas Ekspor 17 Ton Komoditas Kapulaga Ke Negeri Cina

oleh -35 views
WhatsApp-Image-2023-12-16-at-8.31.23-AM-1
Foto : Dok. Kementan

Panennews.com – Direktorat Jenderal Hortikultura bekerja sama dengan Kabupaten Lumajang melakukan pelepasan ekspor kapulaga.

Kegiatan ini bertepatan langsung dengan peringatan Hari Jadi Kabupaten Lumajang ke-768 serta meningkatkan komoditas pertanian Indonesia ke pasar ekspor.

“Kami sangat mengapresiasi kegiatan ekspor hortikultura khususnya kapulaga. Keberhasilan ini merupakan bukti bahwa tanaman obat kita mampu bertanding di ranah internasional,” kata Direktur Jenderal Hortikultura, Prihasto Setyanto dalam keterangan tertulisnya, Senin (18/12/2023).

Pj Bupati Lumajang, Indah dalam pelepasan ekspor ini menyampaikan bahwa ekspor kapulaga hari ini adalah hadiah yang membanggakan di hari jadi Kabupaten Lumajang.

“Hari ini merupakan momen yang membanggakan bagi kami. Sebanyak 17 ton atau setara dengan Rp 1,2 miliar kapulaga ini adalah hasil produksi dari Kelompok Tani Argomulyo IV Kecamatan Pasrujambe. Mudah-mudahan ini menjadi awal dari kebangkitan ekonomi Lumaajang, sehingga nantinya setelah ini lebih banyak lagi hasil pertanian yang bisa kita ekspor,” ujar PJ Bupati Lumajang, Indah.

Baca Juga :   Impor Jagung Distop, Bapanas : Kita Serap Produksi Dalam Negeri

Sementara itu, Direktur CV Surya Mas, Rendy mengatakan permintaan kapulaga dari Cina mencapai 1.000 ton per bulan. Sedangkan Lumajang baru mampu memenuhi sekitar 50 ton per minggu.

“Selain dari Jatim, kami mengambil dari daerah Jabar, Jateng, dan Padang Sumatera,” terang Rendy.

Selain itu, pihaknya juga menyampaikan bahwa dari segi kualitas, sebenarnya kapulaga dari Lumajang ini lebih bagus dibanding daerah lain.

Lebih lanjut, kapulaga dari lumajang memiliki ukuran buah lebih besar dan tua, akan tetapi dari segi warna masih kurang putih.

“Jika petani bisa menghasilkan kapulaga yang lebih putih tentu harganya akan lebih bagus lagi,” imbuhnya.

Lebih jauh, Rendy juga berharap agar petani bisa menurunkan lagi kadar airnya. Kapulaga yang di ekspor adalah kapulaga yang sudah dikeringkan. Kadar air yang memenuhi standar ekspor harus kurang dari 20 persen.

Baca Juga :   Kunjungi Bandung, Mentan SYL: Tiada Hari Tanpa Tanam dan Panen Padi

Adapun Uliadi, anggota Kelompok Tani Argomulyo IV menyampaikan bahwa kelompoknya masih terkendala dalam pengeringan. Karena faktor cuaca, waktu pengeringan lebih lama dan warna kapulaga keringnya kecoklatan.

Mendukung pengembangan kapulaga di Indonesia, Plt. Direktur Sayuran dan Tanaman Obat, Jekvy Hendra mengatakan bahwa saat ini Ditjen Hortikultura sedang memproses Pembentukan Asosiasi Kapulaga Unggul Indonesia (ASKALINDO)

“Salah satu pengurusnya yang saat ini kami dorong pembentukannya adalah Pak Uliadi ini. Harapannya dengan adanya ASKALINDO akan memudahkan koordinasi antar pelaku usaha kapulaga di Indonesia dan dapat meningkatkan bargaining power serta kesejahteraan petani kapulaga di Indonesia,” pungkas Jekvy.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.