Panennews.com – Mengatasi dampak perubahan iklim menjadi tanggung jawab bersama, Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman optimis produksi pertanian akan bertahan.
Bahkan meningkat pada 2024, Mentan Amran meminta jajarannya agar terus bersinergi dengan berbagai pihak terkait demi memitigasi dampak perubahan iklim yang begitu ekstrem, khususnya di sektor pertanian.
”Kami menghimbau kepada sahabat petani seluruh Indonesia, jangan melakukan pembakaran pada penyiapan lahan perkebunan. Optimalkan alat mesin pertanian yang kita berikan, penggunaan pupuk organik dan lainnya untuk menekan kebakaran lahan,” ujarnya, Selasa (19/12/2023).
Kementerian Pertanian melalui Direktorat Jenderal Perkebunan khususnya Balai Besar Pebenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan (BBPPTP) Ambon, memberikan bantuan Benih Kopi kepada 7 Kelompok Tani (KT) di Maluku Tenggara.
“Diharapkan bantuan ini dapat meningkatkan kesejahteraan dan nilai tukar petani, sehingga ada harapan bahwa komoditas kopi nantinya mengalami peningkatan produktivitas di masa yang akan datang,” harap Mentan.
Sementara itu, Kepala BBPPTP Ambon Anwar Nur juga menyampaikan melalui bantuan yang disampaikan kepada masyarakat bukan saja sebagai “paket pengiriman” tapi bagaimana tim tugas dilapangan juga mampu memberikan arahan dan penyuluhan untuk pengunaan alat dan bahan yang diberikan sehingga effisien dan efektif.
“Sehingga nantinya nilai tukar petani (NTP) petani Maluku Tenggara mengalami peningkatan terutama dari subsektor perkebunan yang sudah terbukti menjadi salah 1 pendorong ekspor Indonesia dari tahun ketahun dan kedepannya petani Maluku Tenggara diharapkan dapat berpartisipasi didalamnya” ujarnya.
Menurut Philips, sebagai generasi muda asal Desa Letfuan, Kecamatan Hoat Sorbay, Kabupaten Maluku Tenggara, juga selaku koperasi petani yang merupakan mitra dari 7 kelompok tani yang mendapatkan bantuan 30.000 Benih Kopi, 1500 Kg NPK, dan 6000 Pupuk Organik.
“Bantuan ini membuat pekebun optimis meningkatkan pendapatan mereka. Mantri Tani sudah mengembangkan komoditas kopi sejak tahun 1957 ke tempat ini. Peningkatan produktivitas sangat diharapkan mengingat hilirisasi kopi dilokasi ini sangat baik. Bayangkan saja petani tidak perlu bersaing dengan tengkulak untuk mendapatkan Rp.35.000 per Kg biji kopi. Kopi di lokasi ini yang disebut Kopi Letfuan memiliki 2 cita rasa dari kopi arabika dan robusta.” ujar Philips.