Panennews.com – Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Direktorat Jenderal Perkebunan terus bertekad dan berupaya mengembalikan kejayaan tebu Indonesia menuju swasembada gula.
Salah satunya bersinergi dengan Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, hadiri pelatihan teknologi satelit dan citra penginderaan jauh pada sub sektor perkebunan di University Of Sydney, beberapa waktu lalu.
Direktorat Jenderal Perkebunan melanjutkan kunjungan ke kebun tebu, milik salah satu pekebun sukses, Robert Quirk, yang telah menggeluti usaha tebu hampir 60 tahun, dan berhasil mengimplementasikan penginderaan jauh dan manajemen kebun pada sektor perkebunan khususnya tanaman tebu yang berada di daerah Queensland.
Robert menceritakan kisahnya, melalui penelitian didampingi berbagai ahli, ia melakukan berbagai perbaikan lahan dengan pengaturan pengairan, aplikasi kapur untuk mempertahankan ph tanah dan pemanfaatan sisa tanaman tebu sebagai sumber bahan organik yang dilakukan selama kurun waktu 15 tahun.
Menurut Robert, upayanya membuahkan hasil yang positif, mampu membawa perbaikan lahan tebu antara lain penggunaan pupuk berkurang sebesar 25%, herbisida berkurang sebesar 30%.
Lebih lanjut Robert mengatakan, kami dulu hanya dapat menghasilkan tebu 50 ton per hektar pada tahun 1970 dan antara tahun 1970 dan 1987 ia memanen rata-rata 48-63 ton tebu per ha per tahun dan terus meningkat menjadi 92 ton/ha tebu pada tahun 2002 dan tercatat 100 ton/ha tebu dihasilkan pada tahun 2018.
Dengan adanya kunjungan ini, diharapkan dapat diimplementasikan pada perkebunan tebu di Indonesia untuk terus meningkatkan produksi dan produktifitas tebu sesuai dengan arahan Menteri Pertanian menuju swasembada gula.
Hal ini dilakukan juga sebagai salah satu upaya mewujudkan arahan Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman, yang disampaikan beberapa waktu lalu, terkait persiapan pembangunan 30 unit pabrik gula dan perluasan lahan tanam kebun tebu di Indonesia dalam bentuk investasi.
“Indonesia memiliki peranan penting bagi perkembangan pertanian global. Perlu kolaborasi semua pihak demi memperkuat akses pasar, karena kedepannya kami ingin membangun pabrik gula dan perkebunan yang lebih luas,” ujar Mentan, Selasa (07/11/2023).
Pada kesempatan yang berbeda, Dirjen Perkebunan, Andi Nur Alam Syah berharap produksi tebu dapat terus ditingkatkan untuk memenuhi kebutuhan gula nasional melalui langkah-langkah strategis.
“Penggunaan penginderaan jauh dipakai untuk pengelolaan perkebunan tebu termasik pemantauan yang berkelanjutan untuk mengidentifikasi perubahan kondisi di kebun,” ujar Andi Nur.