Panennews.com – Generasi muda kembali berhasil cetak prestasi, kali ini kembangkan gula aren sukses raih omzet belasan juta rupiah dan tembus pasar global, salah satunya Kanada.
Gusti Ayu Ngurah Megawati selaku pelaku usaha muda pertanian dari Kabupaten Pacitan Jawa Timur menceritakan kisah suksesnya mengembangkan aren sejak pertengahan pandemi bulan Mei 2020.
Lebih lanjut, Ia termotivasi melihat potensi di desanya, mencoba memaksimalkan pohon aren dimana salah satu pohon konservasi yang sangat baik untuk lingkungan.
“Potensi aren sangat besar, jika hanya dibiarkan, bisa saja akan hilang dan tinggal legenda. Padahal peminat gula aren saat ini sedang hits-hitsnya,”. Ujar Mega saat dihubungi Tim Ditjen Perkebunan Rabu (05/04/2023).
Selain itu, Mega menambahkan, Aren ini sangat potensial pemanfaatannya, khususnya sebagai substitusi komoditas gula tebu.
Adapun Terkait pemasarannya, tanpa adanya campur tangan pemerintah pastinya komoditas aren ini bisa dipastikan akan punah karena tidak ada pasar yang menyerap produknya sehingga saya mulai mengembangkan aren untuk pasar ekspor.
Menurut informasi dari buyer saya pun di luar negeri mulai banyak yang beralih ke gula aren ini untuk konsumsi pengganti gula tebu.
Dari sisi ekonomi pun karena menurut saya bisa menjadi pendapatan harian para petani, bayangkan saja satu hari 2 kali penderesan.
Mega menjelaskan, Potensi aren di pacitan sangat banyak, untuk memenuhi kebutuhan bahan baku ekspor aren, saat ini saya fokus di 1 (satu) kelompok tani yang kita bentuk beranggotakan 70 petani aren. Kami ada 2 Kelompok tani yaitu kelompok tani hutan aren lestari dan kelompok tani akur 10. Konsep usaha yang saya terapkan green business.
“Bulan Februari 2023 lalu, kita sudah ekspor gula aren cair (liquid arenga palm sugar) sebanyak 1,3 ton ke Kanada,” ujar Mega.
Sementara itu, Mega menekankan, sudah saatnya generasi muda terlibat langsung kembangkan aren. Dari hulu ke hilir para millenial bisa memilih jalur mana yang mau dikerjakan sesuai minat dan bakat tentunya. Milenial saat ini cenderung lebih fokus di lini pemasarannya, namun tentu saja onfarm harus tetap dikerjakan.
“Untuk menarik minat millennial, saya lakukan dengan membentuk kelompok, diversifikasi produk dan sebagainya, jadi anak-anak dari petani penderes mulai mau belajar mengikuti jejak orang tua meskipun tidak semua, semoga kedepannya semakin banyak”.Tutupnya.