Panennews.com – Industri benih hortikultura di Indonesia terus berkembang seiring banyaknya varietas baru sayuran dan buah-buahan yang dirilis ke publik. Prospeknya menjanjikan.
Hal itu disampaikan anggota Tim Penilai dan Pendaftaran Varietas Hortikultura, Direktorat Jenderal Hortikultura, Kementan RI, Aziz Purwantoro, seusai pelatihan “Best Practice dalam Pemuliaan Tanaman” di Pusat Inovasi Agroindustri (PIAT) UGM, Sleman, Yogyakarta, Kamis (21/9/2023) lalu.
“Selama 13 tahun saya menjadi anggota penilai, lebih dari seratus produsen benih yang tumbuh dan telah merilis 400 – 500 varietas baru untuk tanaman hortikultura dan sekitar 60-70 persen lebih banyak sayuran,” kata Aziz.
Menurut Aziz, sebagian besar produsen benih ini didominasi pelaku usaha UMKM yang pemiliknya telah lama berkecimpung di perusahan di bidang pertanian.
“Industri benih ini tidak membutuhkan modal besar. Mereka umumnya jebolan dari perusahaan, paling tidak tahu soal pemasarannya,” papar Guru Besar Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada (UGM) ini.
Industri benih hortikultura merupakan bisnis yang prospeknya saat ini cukup menjanjikan.
“Di bidang pertanian, industri perbenihan ini yang paling menopang. Satu kilo benih saja bisa dijual hingga ratusan ribu rupiah,” jelasnya.
Ia menyatakan, varietas baru yang dirilis didominasi jenis tanaman sayuran seperti cabai, terong, dan bawang merah. Sedangkan tanaman buah berupa melon dan semangka.
Aziz menjelaskan, pemuliaan varietas baru tanaman hortikultura memerlukan waktu sekitar 3-4 tahun.
“Kadang dua tahun saja bisa. Karena sayuran itu sekitar 3-4 bulan sudah panen. Umumnya varietas baru ini memiliki keunggulan dari sisi produksi lebih tinggi atau lebih tahan terhadap hama,” katanya.
Salah satu pengusaha benih, Mulyono Herlambang, mengatakan, sebagian besar benih pertanian di Indonesia masih impor. Karena itu, pemerintah perlu mendorong industri benih agar terus tumbuh dan berkembang.
Apalagi saat ini sudah ada teknologi perbenihan atau breeding yang dapat menghasilkan varietas dengan produktivitas dan kualitas tinggi. “Produktivitas yang tinggi justru akan laku di pasaran,” paparnya.
Menurutnya, seorang breeder harus jeli melihat varietas tanaman yang unggul dari sisi kualitas dan kuantitas, juga tahan hama dan cuaca ekstrem, dan memiliki kandungan zat tertentu seperti vitamin.
“Tugas breeder itu mengisi dan mampu menyilangkan dari sisi keunggulan yang paling dominan dari satu jenis tanaman,” katanya