Panennews.com – Anggota Komisi IV DPR RI Andi Akmal Pasluddin menyampaikan keluhan dari para pelaku penggilingan padi.
Hal ini mengenai adanya korporasi besar yang membeli harga beras dengan tinggi sehingga banyak pengusaha penggilingan padi yang gulung tikar.
Oleh karena itu, mengusulkan kepada pemerintah agar segera mengevaluasi seluruh kebijakan perberasan, menstandarisasi penggilingan padi.
“Saya sudah mendapat beberapa laporan dan berbagai keluhan dari para pelaku penggilingan padi, bahwa usahanya gulung tikar akibat tidak dapat bersaing harga. Ada korporasi besar yang membeli gabah petani dengan harga tinggi sehingga mayoritas petani melarikan gabahnya pada satu perusahaan saja. Ini akhirnya menjadi persaingan tidak sehat,” tutur Akmal dalam keterangan persnya pada Senin (25/09/2023).
Sementara itu, Badan Pangan Nasional menginformasikan bahwa ada 11 ribu penggilingan yang tutup.
Menurutnya, hal ini sudah menjadi fenomena yang tidak sehat. Sehingga pemerintah perlu turun tangan menyelesaikan persoalan ini.
Selain itu, Ia juga mengatakan mendapat informasi dari pelaku beras bahwa harga gabah dibeli sebuah perusahaan dengan melampaui harga pembelian pemerintah (HPP) yakni hingga Rp7.000. Hal ini sangat menyulitkan bagi penggilingan kecil maupun sedang.
“Jarang sekali gabah petani mendapat harga sebaik itu. Biasanya harga gabah di tingkat petani, hanya selisih sedikit dari Harga Pembelian Pemerintah (HPP) gabah yang ditetapkan. Beberapa daerah malah ditemukan harga gabah di bawah HPP. Namun pemerintah ini rakyatnya beraneka ragam. Ternyata tingginya gabah, ada 2 kelompok masyarakat yakni konsumen berat menghadapi tingginya harga beras dan pelaku penggilingan padi kecil menjadi kolaps usahanya,” ungkap Akmal.
Untuk itu, Politisi Fraksi PKS itu menilai perlu keseimbangan yang lebih baik antara keuntungan bagi petani dan kelangsungan usaha penggilingan padi.
Lebih lanjut, Ia pun mengusulkan kepada pemerintah agar segera mengevaluasi seluruh kebijakan perberasan, menstandarisasi penggilingan padi sehingga meningkatkan efisiensi operasional untuk mengurangi biaya produksi.
“Mengatasi tingginya harga gabah sambil mempertahankan kelangsungan usaha penggilingan padi memerlukan pendekatan yang komprehensif dan kerja sama antara berbagai pemangku kepentingan. Sehingga semua elemen rakyat yang berkecimpung di dunia pertanian pangan dapat bertahan pada situasi sulit persoalan perberasan nasional ini,” tutupnya.