Kelola Sampah Di Mataram, Dari Biomiru, Pupuk Organik Hingga Mogot

oleh -12 views
Pupuk
Pengelolaan Sampah Jadi Pupuk Organik Di Selaparang, Mataram (Panennews.com/Ist)

Panennews.com – Persoalan sampah akan menjadi sangat krusial jika tidak dikelola dengan baik, berpotensi besar menjadi musibah bagi masyarakat.

Namun apa yang dilakukan melalui program Lingkungan Sampah Nihil (Lisan) menjadi panutan di Kecamatan Selaparang, Kota Mataram menjadi contoh yang bisa diiru bagi kebermanfaatan sampah jika ditangani dengan baik.

Di kelurahan Rembiga, misalnya dijadikan sebagai pusat pengembang inovasi penanganan sampah berbasis teknologi. Saat ini sedang berjalan penanganan sampah dengan menjadikanya sebagai Biogas Mini Rumahan (Biomiru).

“Sampah organik menjadi gas. Sedangkan sisa fermentasi sampah jadi gas dapat digunakan sebagai pupuk. Iini sudah berjalan dan punya 7 titik biomiru. Biomiru membutuhkan suplai sampah yang kontinyu. Suplai sampah harus teratur agar pemenuhan kebutuhan gas bisa terjaga di rumah-rumah warga,” kata Camat Selaparang, Sabtu (23/09/2023).

Baca Juga :   Persiapan Masa Tanam, Plt Mentan Minta Ketersediaan Pupuk Harus Terjamin

Dikatakan, kebutuhan utama biomiru adalah sampah organik, karena itu sampah harus dipilah dengan sampah plastik. Masyarakat tidak perlu khawatir, karena pasar sampah plastik juga ada sendiri.

Sementara di keluruhan Monjok Timur dikembangkan penanganan sampah berbasis kreativitas pemuda. Yang telah berjalan smapah untuk pakan magot dan telah menghasilkan pendapatan.

“Mereka juga tengah mengembangkan sampah menjadi paving block dari plastik, cuma karena butuh plastik dalam jumlah besar jadi dipending dulu,” ujarnya.

Di Kelurahan Dasan Agung Baru dikembangkan komunitas Lansia Penggerak. Mereka dihimpun untuk berkreativitas membuat pupuk kompos dari sampah, membuat pupuk cair. Dan ini sudah berjalan di tiga tempat.

Baca Juga :   Menteri Trenggono : Gerakan BCL, Berhasil Kelola Sampah Plastik Di Laut

Lain lagi di Kelurahan Karang Baru dikembangkan program lingkungan ramah anak. Program ini memiliki relevansi dengan penanganan sampah. Anak-anak dididik sejak dini cara memilih sampah organik dan non-organik.

Harapannya, kebiasaan yang diajarkan sejak kecil ini bisa dibawa ke dalam keluarga. Sehingga kalau ada bapak ibu mereka yang buang sampah sembarangan, mereka bisa mengingatkan, cara yang benar sesuai yang diajarkan di sekolah.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.