Industri Pangan Tempe Rumahan, Kuasai Pasar Lokal Hingga Internasional

oleh -11 views
Tempe
Foto : Istockphoto

Panennews.com – Menjalankan unit usaha industri pangan umumnya memiliki berbagai tantangan dan rintangan yang tidak mudah.

Misalnya, batasan dan standardisasi yang diterapkan oleh pasar, mendorong para pelaku industri pangan dapat terus melakukan aktualisasi serta peningkatan kapasitas maupun kualitas.

Tidak terkecuali bagi para pelaku industri pangan yang masih berskala industri kecil dan menengah (IKM). Peran pemerintah dalam membina IKM pangan menjadi sangat vital dalam rangka mendorong peningkatan daya saing.

Kementerian Perindustrian melalui Direktorat Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka (IKMA) telah membina banyak pelaku IKM pangan dan sukses membawanya menguasai pasar lokal hingga menembus pasar internasional.

Salah satunya adalah IKM Rumah Tempe Azaki yang baru saja meresmikan tempat rumah produksinya yang kedua pada tanggal 26 September 2023 di Kota Bogor, Jawa Barat.

IKM Rumah Tempe Azaki merupakan salah satu IKM binaan Ditjen IKMA yang telah menerapkan berbagai standar keamanan pangan seperti HACCP, SNI, BPOM, dan Halal.

Baca Juga :   Kementan Sebut Produksi Kedelai Dalam Negeri Harus Ditingkatkan

Selain itu, IKM Rumah Tempe Azaki juga telah melakukan ekspor ke berbagai negara seperti Jepang, Korea Selatan, Taiwan, dan Amerika Serikat dengan volume ekspor tempe beku mencapai rata-rata 44 ton per bulannya.

Direktur Jenderal IKMA Kemenperin, Reni Yanita mengungkapkan bahwa industri pengolahan kedelai menjadi produk tempe memiliki pangsa pasar yang harus dimaksimalkan oleh pelaku IKM karena termasuk jenis makanan yang dapat diterima oleh hampir semua kalangan masyarakat.

“Berdasarkan data BPS, pada tahun 2022 rata-rata konsumsi tahu per kapita per tahun adalah sebesar 7,7 kg, sedangkan rata-rata konsumsi tempe per kapita per tahun adalah sebesar 7,3 kg. Angka ini menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia gemar mengkonsumsi tahu tempe dikarenakan harga yang terjangkau serta kandungan gizi yang menyehatkan,” ungkapnya di Jakarta, Jumat (29/09/2023).

Baca Juga :   Pemerintah Perpanjang Bantuan Selisih Harga Beli Kedelai

Apabila melihat bahan baku tempe yang berbahan dasar kacang kedelai, Reni menyampaikan, kacang kedelai yang diolah menjadi produk tahu dan tempe mencapai 90 persen.

Adapun sisanya diolah menjadi produk olahan pangan lainnya seperti kecap, tauco dan lainnya. Sehingga dapat menjadi gambaran besarnya nilai ekonomi dari para industri produsen tahu dan tempe.

Di sisi lain, produsen tahu tempe juga harus meningkatkan kualitas tahu tempe yang dihasilkannya, termasuk juga memperhatikan kebersihan dan higienitas dalam proses produksi agar mampu memenuhi standar internasional dan dapat diterima masyarakat dunia.

“Namun, mengingat tahu tempe merupakan makanan yang tidak bisa dilepaskan dari masyarakat Indonesia, Kemenperin melalui Ditjen IKMA terus melakukan upaya untuk meningkatkan dan mendukung produksi tahu tempe yang lebih efisien dan lebih higienis,” tutupnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.