Harga Beras di Pati Meroket Naik, Kemarau Panjang Dituding Jadi Biang

oleh -33 views
Salah satu pedagang beras di Pasar Puri Baru, Pati, Jawa Tengah
Salah satu pedagang beras di Pasar Puri Baru, Pati, Jawa Tengah. (Panennews.comAhmad Muharror)

Panennews.com – Harga Beras di Kabupaten Pati, Provinsi Jawa Tengah, terus merangkak naik di pasaran. Padahal kabupaten berjuluk Bumi Mina Tani itu, adalah salah satu daerah lumbung padi di Jateng.

Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagperin) Pati, Hadi Santoso, mengatakan kenaikan harga beras yang terjadi di sejumlah daerah, termasuk Pati, dipengaruhi menurunnya produksi dari tingkat petani. Dimana musim kemarau lebih panjang dan kering imbas fenomena El Nino.

“Ini karena musim kemarau, jadi banyak sawah yang terdampak kekeringan. Akibatnya hasil panen petani menurun, begitupun stok beras juga berkurang,” ujarnya, Selasa (5/9/2023).

Baca Juga :   Jelang Bulan Ramadhan, Bapanas Gencarkan Penyaluran Beras SPHP

Hadi mengungkapkan, terjadinya kenaikan harga beras sudah terjadi sepekan kebelakang. Jika pada bulan lalu beras diharga Rp11.500, saat ini sudah menyentuh diangka Rp 14.000 perkilogram.

“Saat ini harganya Rp14.000 untuk beras premium dan Rp12.500 untuk medium. Ini naik dari pada hari kemarin. Kemarin harganya Rp13.500 untuk premium dan Rp12.000 untuk medium,” terangnya.

Sementara itu, Pedagang Pasar Puri Baru, Dewi mengatakan, dua pekan ini harga beras terus merangkak naik. Untuk saat ini harga beras medium Rp12.500 perkilogram. Sedangkan jenis premium adalah Rp14.000 perkilogram.

Baca Juga :   Gaet Investor Vietnam, Mentan Amran Targetkan Produksi Susu Capai 1,8 Juta Ton

“Naiknya itu terus menerus, jadi kami sebagai pedagang pun rada bingung untuk menentukan harga kepada pembeli. Ibaratnya gini, kita belum sempat jual, harganya sudah naik lagi. Jadi kita jual ya apa adanya ke pembeli,” keluhnya.

Perempuan berusia 37 itu meminta, agar pemerintah mengintervensi kenaikan harga beras yang cenderung ugal-ugalan. Tujuannya, agar tidak membebani masyarakat, terlebih pasca pandemi Covid-19, dimana ekonomi orang kecil belum sepenuhnya pulih.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.