Panennews.com – Para pemimpin negara-negara yang tergabung dalam keanggotaan Association of Southeast Asian Nations (ASEAN).
Mendeklarasikan komitmen bersama seluruh pemangku kepentingan di ASEAN dalam membangun ketahanan pangan dan gizi di kawasan ASEAN, pada Rabu (06/09/2023) di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta.
Deklarasi ini merupakan usulan ASEAN Ministers on Agriculture and Forestry atau AMAF. Para menteri pertanian kawasan ASEAN melihat perlunya merespon tantangan global mulai dari pesatnya pertumbuhan populasi, pemulihan dampak pandemi covid-19, ketegangan geopolitik, dan peningkatan intensitas perubahan iklim.
Menteri Pertanian Republik Indonesia Syahrul Yasin Limpo menyampaikan sesuai dengan kesepakatan dengan seluruh Negara ASEAN, deklarasi ini menitikberatkan pada dua strategi penanganan krisis pangan.
Adapun strategi pertama adalah aksi cepat ASEAN dalam menghadapi krisis pangan dan gizi. Kedua, meningkatkan kesiapsiagaan ASEAN dalam mengantisipasi krisis pangan di masa datang melalui penguatan ketangguhan dan keberlanjutan sistem pertanian dan pangan.
“Strategi Aksi Cepat Ketahanan Pangan dan Gizi dalam Merespon Krisis, akan dilakukan melalui beberapa langkah, salah satunya dengan mendorong setiap Negara Anggota ASEAN untuk memperkuat Cadangan Pangan Berbasis Sumber Daya Lokal sebagai fondasi untuk membangun Cadangan Pangan Bersama di wilayah ASEAN yang didedikasikan bagi Kesiapsiagaan dan Tanggap Darurat,” ungkap Syahrul.
Lebih lanjut, pada pertemuan the 45th ASEAN Ministers on Agriculture and Forestry (AMAF) Meeting bulan Oktober 2023 mendatang, seluruh negara ASEAN sepakat untuk mulai melakukan pembahasan secara komprehensif Rencana Aksi Konkrit Membangun Local Resource-based Food Reserve ini.
“Perlu adanya peningkatan pasokan pangan guna menjamin ketersediaan pangan yang memadai, terjangkau, dan bergizi khususnya bagi kelompok masyarakat yang paling rentan di ASEAN. Selain itu, kami akan menguatkan program bantuan pangan darurat dan mekanisme pelepasan cadangan beras darurat dibawah kerangka ASEAN Plus Three Emergency Rice Reserves (APTERR),” jelas Syahrul.
Sementara itu, para anggota AMAF sendiri telah sepakat untuk menyusun rencana aksi ASEAN Regional Guideline on Sustainable Agriculture sebagai panduan implementasi panduan pertanian berkelanjutan di masing-masing negara ASEAN.
“Fasilitasi akses pembiayaan bagi petani skala kecil, pasokan pupuk yang memadai, dan investasi yang ditujukan untuk ketangguhan terhadap dampak perubahan iklim dan pertanian berkelanjutan juga akan terus ditingkatkan,” tegas Syahrul.