Tanam Padi Organik Di Semarang, Perkuat Pangan Hadapi El Nino

oleh -10 views
kementan.co.id

Panennews.com – Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL) menggelar panen dan tanam padi di Kelurahan Tambangan, Kecamatan Mijen, Kota Semarang, Jawa Tengah.

Kegiatan ini merupakan rangkaian kerja pemerintah dalam mempersiapkan ketersediaan pangan saat menghadapi cuaca ekstrem El Nino yang diperkirakan berlangsung hingga September mendatang.

Di sana, SYL melakukan penanaman sekaligus pemanenan padi organik yang diinisiasi poktan ayam tenang dengan dukungan penyubur seperti kotoran hewan ternak dan cairan Biosaka.

“Hari ini saya bersama Walikota Semarang berupaya mempertahankan ketersediaan dan ketahanan pangan dalam menghadapi El Nino. Saya merasa kagum karena Semarang memiliki hamparan sawah cukup besar, yakni hampir 1.700 hektar. Dan ternyata air disini sangat banyak, sungai Bengawan Solo dan sungai Brantas tidak surut,” ujar SYL, Jumat (28/07/2023).

Baca Juga :   Pemkot Denpasar Mencatat, Komuditas Padi Medominasi Per 2023

Menurutnya SYL, salah satu yang perlu dilakukan saat ini adalah mempercepat proses tanam 1.000 hektar di semua daerah. Termasuk membagi zona hijau, kuning dan merah untuk saling menguatkan ketersediaan pangan di masing-masing wilayah.

“Di dalam pikiran kita harus tahu mana zona merah, zona hijau dan zona kuning. Apabila di lahan pertanian cukup maka kita harus perkuat agar produksi dilakukan setiap waktu,” katanya.

Sebagai gambaran, proses panen ini didukung dengan pelatihan Biosaka dan dorongan penggunaan pupuk organik. Biosaka atau intensifikasi kearifan lokal bagus untuk membantu menyuburkan tanaman. Adapun luas hamparan yang dipanen mencapai 15 ha dan luasan tanam 5 ha. Sementara varietas yang digunakan adalah inpari 43 dengan produktivitas 6,2 ton/ha.

Baca Juga :   Komisi IV Dorong UMKM Talas Beneng Di Banten Jadi Pilot Project

Sementara itu, Walikota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu menyampaikan terima kasih atas perhatian dan dukungan jajaran Kementan dalam meningkatkan produksi pangan di wilayahnya. Kata dia, saat ini Semarang memiliki lahan lestari seluas 2.000 hektar dan lahan produktif seluas 30.000 hektare.

“Dan kami sangat bangga pada para petani kami masih punya kelompok tani sebanyak 115 dan kelompok peternak di 110 jadi masih ada sapi, kerbau dan ada juga kambing. Kami juga menyampaikan kalau Biosaka mempunya manfaat yang sangat luar biasa terhadap produksi. Saat ini harga gabah di petani mencapai Rp 5.000/kg dan luas tanam di Kota Semarang mencapai 3.749 ha,” tutupnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.