Panennews.com – Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL) membuka program sekolah lapang petani muda di Kabupaten Jeneponto, Sulawesi Selatan (Sulsel).
Kegiatan ini merupakan bagian dari program Rural Empowerment And Agricultural Development Scalling-Up Innitiative (READSI) sebagai upaya pemerintah dalam mendorong peningkatan usaha tani dan kesejahteraan petani melalui teknologi.
“Program ini sangat penting karena ilmunya berlangsung pada bagaimana membangun desa yang makin kuat, makin baik dan bagaimana membangun agar masyarakat desa lebih khusus perempuan dan generasi mudanya terlibat membangun desa yang makin sejahtera,” ujar SYL di Jeneponto, Senin (24/07/2023).
Selain itu, SYL juga mengatakan program READSI merupakan amanat Presiden Jokowi dalam membangun SDM unggul dan memiliki kemampuan khusus dalam mengembangkan sektor pertanian ke depan. Salah satunya dengan menggunakan teknologi dan mekanisasi.
“Saya kira itu cara yang paling pasti agar pertanian kita ke depan semkin maju dan mandiri. Dan ini juga program yang diamati Presiden agar menumbuhkan SDM unggul,” katanya.
Sementara itu, Wakil Bupati Jeneponto, Paris Yasir menyampaikan terimakasih atas dibukanya program READSI di wilayah kerjanya. Terutama dukungan kementan terhadap bantuan alsintan dan pompa air. Bagi Paris, kedua alat tersebut sangat dibutuhkan mengingat baru-baru ini ada sejumlah irigasi yang mengalami longsor.
“Alhamdullah kita mendapat bantuan alsintan, pompa air, traktor kultivator, bibit padi dan bibit jagung. Kami apresiasi atas berbagai bantuan tersebut. Tentu saja kami juga berharap mendapat banyak sentuhan dari kementan aga bisa memanfaatkan sumber daya alam ini,” katanya.
Lebih jauh, Kepala BPPSDMP Kementan, Dedi Nursyamsi mengatakan bahwa program sekolah lapang bagi petani ini sedikitnya diikuti 875 peserta terdiri dari penyuluh, poktan maupun pelaku usaha pertanian. Mereka tergabung dalam 33 kelompok tani terpilih di 33 desa di 11 kecamatan se-Kabupaten jeneponto.
Lebih lanjut, Dedi berharap program pemberdayaan ini mampu berbicara banyak pada peningkatan produksi di seluruh Indonesia sehingga berdampak langsung pada pendapatan dan kesejahteraan petani setempat.
“Dapat kami laporkan bahwa program sekolah lapang ini disupport oleh 4 provinsi yaitu Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Kalimantan barat dan NTT. Ke depan kita akan membangun kelembagaan melalui kelompok tani dan pelatihan bersama mentor dari akademisi dan pakar,” tutupnya.