Smart Green House, Teknologi Budidaya Melon Hasilkan Panen Hingga 4 Ton

oleh -48 views
download (5)
Foto : Dok. Kementan

Panennews.com – Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo dan Gubernur Sumatera Barat Mahyeldi melakukan kunjungan ke Gelar Teknologi Smart Green House (SGH) pada gelaran PENAS XVI, Selasa (13/06/2023).

Lahan percontohan berukuran 384 m2 yang digawangi Direktorat Jenderal Hortikultura ini ditanami aneka sayuran termasuk buah melon ini mampu memproduksi aneka komoditas berkualitas.

Smart Green House adalah salah satu upaya Kementerian Pertanian senantiasa melakukan upaya-upaya pertanian baik melalui lahan datar maupun teknologi seperti ini guna menghasilkan produk pertanian berkualitas,” ujar SYL.

Dalam kesempatan tersebut, Mentan melakukan panen melon bersama Gubernur yang diikuti dengan mencicipi langsung selada tanpa perlu melalui proses pencucian terlebih dahulu. Diakuinya, selada yang dipanen memiliki cita rasa segar dan renyah.

Baca Juga :   Mentan SYL Yakin, Kolaborasi IPB Dengan Kementan Bisa Majukan Sektor Pertanian

Sementara itu, Direktur Jenderal Hortikultura Prihasto Setyanto turut mengunjungi SGH bersama jajaran Eselon II guna mengecek kesiapan pelaksaan sebelum kunjungan Mentan beserta Gubernur.

“Salah satu komoditas yang dikembangkan di SGH ini adalah aneka sayuran dan melon. Melon yang dikembangkan per buahnya mencapai berat hingga 1,5 kg. Jika luasan 800 m2 ditanami melon, bisa menghasilkan kira-kira 2700 tanaman atau 4 ton melon. Kalau harga melon Rp 30 ribu berarti sekali panen biza menghasilkan Rp 120 juta,” ujar Prihasto.

Lebih lanjut, teknologi SGH bertujuan untuk memodifikasi iklim mikro dengan penerapan teknologi berupa sensor di dalam bangunan dan otomatisasi fertigasi. Konsep yang dikembangkan ini dilakukan dengan berbagai opsi metode penanaman yang bisa digunakan, seperti Drip Irrigation, Dutch Bucket dan Hidroponik sistem NFT.

Baca Juga :   Smart Precision Farming, Jadi Inovasi Teknologi Tanam Kedelai

Lebih jauh, adanya SGH ini memungkinkan petani menanam komoditas yang tidak sesuai dengan kondisi iklim setempat melalui modifikasi iklim mikro di dalam bangunan. Seperti contoh tanaman dataran tinggi seperti tomat cherry, melalui teknologi SGH dimungkinkan untuk ditanam pada dataran rendah dengan pemanfaatan green house seperti ini.

Selain itu, SGH juga membantu petani memproduksi sayuran dan buah dengan karena tidak perlu menggunakan pestisida.

“ Untuk teknologi ini diperkirakan sekitar 3 tahun budidaya melon sudah bisa kembali modal. Ini adalah salah satu teknologi masa depan agar pangan lokal Indonesia lebih mandiri. Dengan SGH kita bisa menanam setiap saat, tidak tergantung dengan musim,” terangnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.