Panennews.com – Kementerian Koperasi dan UKM (KemenKopUKM) mengoptimalkan fungsi dan peran Pusat Layanan Usaha Terpadu Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (PLUT-KUMKM) demi mengakselerasi peningkatan kelas pelaku UMKM.
Menteri UKM Teten Masduki mengatakan selama ini mayoritas pelaku UMKM masih belum memiliki rencana bisnis yang terukur. Akibatnya sebagian besar UMKM terjebak dalam model bisnis konvensional dan tidak berkembang.
“Jadi strategi besar kita adalah mendorong UMKM untuk berevolusi dan tidak terus-menerus memproduksi di sektor berteknologi rendah. Kita harus mulai masuk ke produk berbasis kreativitas dan berbasis teknologi,” tutur MenKopUKM Teten Masduki dalam sambutannya pada acara Rapat Koordinasi (Rakor) PLUT-KUMKM Tahun 2023 di Hotel Mercure, Tangerang Selatan, Minggu (04/06/2023).
Untuk mencapai target itu, kata MenKopUKM, peran dari PLUT harus diperbesar. Para pendamping dan pengelola PLUT harus mengarahkan para pelaku UMKM untuk dapat berinovasi dan menciptakan market baru dengan peningkatan daya saing produknya.
Lebih lanjut, MenKopUKM Teten Masduki meminta para pendamping dan pengelola PLUT bisa mendorong pelaku UMKM menciptakan produk-produk berkualitas berbasis keunggulan di setiap wilayahnya. Di sisi lain pendamping dan pengelola PLUT diharuskan untuk mengoptimalkan pemanfaatan teknologi informasi dalam layanannya termasuk dalam hal proses produksi UMKM.
“Kami punya agenda besar untuk melakukan transformasi UMKM dari yang berteknologi rendah ke teknologi yang tinggi. Kami juga sedang mendorong UMKM agar skala usahanya naik dengan melakukan transformasi digital,” katanya.
Selain itu, MenKopUKM juga berharap pola pikir pelaku UMKM bisa diubah untuk tidak lagi berjalan sendiri-sendiri. Menurutnya skala usaha UMKM akan meningkat dengan cepat manakala terhubung dengan rantai pasok industri.
Dijelaskan bahwa saat ini UMKM yang terhubung dengan rantai pasok industri besar baru sekitar 7 persen. Padahal di negara tetangga seperti Vietnam, justru jumlah UMKM yang terhubung ke industri besar sudah mencapai 24 persen.
Oleh karena itu, MenKopUKM berharap peran tenaga pendamping dan pengelola PLUT-KUMKM dapat terlibat lebih aktif dalam mengubah cara pandang berusaha dari para pelaku UMKM agar tidak lagi berproduksi sendiri-sendiri dengan skala kecil.
“Penting bagi kita untuk mendampingi mereka selain untuk mulai berproduksi berbasis teknologi juga perlu mengarahkan mindset agar usaha mereka berbasis industri,” tutup MenKopUKM.