Panennews.com – Sebanyak 7.242 hektare lahan pertanian di Kabupaten Pati, Provinsi Jawa Tengah, terdampak bencana banjir pada periode Desember sampai dengan 12 Januari 2023.
Dari jumlah tersebut, 6.641 hektare dipastikan puso (gagal panen).
Penjabat (Pj) Bupati Pati, Henggar Budi Anggoro mengatakan, pemerintah pusat melalui Kementrian Pertanian telat menyetujui pengajuan bantuan benih padi untuk petani yang mengalami gagal panen.
Pengajuan bantuan tersebut dilakukan melalui mekanisme usulan dari kelompok tani yang telah diverifikasi oleh Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) dan Petugas Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan (POPT) wilayah binaan.
Namun lahan puso akibat bencana banjir yang sudah ter-cover oleh Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP) tidak dapat diusulkan untuk mendapatkan benih padi.
“Alhamdulillah usulan bantuan benih padi untuk petani Kabupaten Pati disetujui melalui program bantuan benih bersumber dari dana APBN TP tahun 2023, yakni program BANPEM benih usulan yang telah memenuhi syarat dan disetujui seluas 2.694 hektare dengan jumlah benih yang diterima sebanyak 67.350 kilogram atau dialokasikan sebanyak 25 kilogram perhektare,” ujarnya, Jumat (24/3/2023).
Bantuan benih bagi petani ini pun, telah didistribusikan sebagian ke masing-masing lokasi, yang terdiri dari lima kecamatan, 41 desa, 93 kelompok tani, dan 2.694 petani.
Seperti terlihat di Desa Widorokandang dan Desa Tanjang, Pj Bupati Pati dan Kepala Dispertan nampak secara simbolis menyerahkan bantuan pada hari ini.
“Semoga bantuan ini bermanfaat bagi para petani untuk meringankan bebannya sehingga dapat beraktivitas dan produktif kembali, mengolah sawahnya untuk ditanami padi,” ungkapnya.
Dengan diserahkannya bantuan ini, diharapkan petani segera menanam benih yang diterima, dan bantuan tersebut juga tidak boleh diperjualbelikan atau melakukan bentuk penyimpangan lainnya karena perkembangan penanaman benih tersebut, harus dilaporkan dengan foto open camera melalui aplikasi SI-PDPS, sehingga perkembangan benih yang ditanam akan terpantau.
“Karena bencana banjir sering terjadi di wilayah Kabupaten Pati, khususnya di wilayah sepanjang Sungai Juwana, maka petani diharapkan mengikuti program Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP) agar kerugian petani akibat resiko banjir, kekeringan atau serangan Organisme Pengganggu Tanaman (OPT), dapat terlindungi melalui pertanggungan asuransi,” pungkasnya.