Akuakultur Jadi Tren Dunia, Guru Besar UGM: Perlu Dikembangkan Vaksin Ikan

oleh -45 views
Sistem Akuaponik
Foto : Istockphoto

Panennews.com – Tren budidaya ikan akuakultur akan berkembang semakin cepat di seluruh belahan dunia, termasuk Indonesia. Teknologi pengendalikan penyakit ikan pada akuakultur termasuk vaksin ikan perlu dikembangkan.

Hal ini disampaikan Ketua Departemen Perikanan Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada (UGM) Alim Isnansetyo saat dikukuhkan sebagai Guru Besar Bidang Bioteknologi Perikanan dan Kelautan di kampus UGM, Selasa (21/2/2023).

“Problematika terbesar dalam akuakultur intensif adalah wabah penyakit, di samping semakin mahalnya harga pakan,”tutur Alim saat pidato pengukuhannya yang berjudul ‘Imunologi Untuk Mendukung Pengelolaan Kesehatan Ikan Pada Akuakultur’..

Saat ini, sejumlah penyakit menyebabkan kerugian besar pada akuakultur. Pada akuakultur air tawar, penyakit yang menyerang antara lain aeromoniasis, streptococciosis, mycobacteriosis, flexibacteriosis, koi herpes virus, tilapia lake virus, serta ichthyophthiriasis.

Sementara pada akuakultur laut sering ditemukan penyakit streptococciosis, vibriosis, big belly disease, scale drop disease, viral nervous necrosis, iridovirus, mouth rot, tail rot, dan serangan berbagai parasit.

Baca Juga :   Mengenal Fungsi Traktor Pada Alat Pertanian Modern

Alim menjelaskan ikan sangat tergantung pada imun non-spesifik dalam menghadapi wabah penyakit. Hal itu karena adanya keterbatasan antibodi spesifik yang diproduksi ikan dibandingkan jenis hewan lain, seperti mamalia dan unggas.

Oleh sebab itu, produksi benih unggul ikan yang tahan terhadap penyakit menjadi parameter penting. “Penggunaan bibit unggul perlu dibarengi usaha peningaktan kekebalan tubuh ikan non-spesifik dengan mengembangkan dan menerapkan, tidak hanya metode tunggal, namun kombinasi beberapa metode pengendalian penyakit,” papar Profesor Alim.

Menurutnya, penggunaan bio-informatik untuk memelajari sisitem kekebalan ikan dan menemukan teknologi pengendalian penyakit perlu digalakkan. Pemanfaatan sumber daya akuatik Indonesia, baik mikroorganise maupun makroorganisme di perairan tawar maupun laut perlu lebih intensif dengan penerapan bioteknologi.

Baca Juga :   Nelayan Pati Deklarasi Dukung Penangkapan Terukur

Alim menandaskan, pentingnya pengembangan vaksin ikan dengan memanfaatkan konsep-konsep baru seperti virus-like partikel, gene editing, vakisn DNA/RNA, dan reverse genetic vaccine. Produk hasil inovasi tersebut diharapkan bisa menggantikan antibiotik untuk pengendalian penyakit ikan secara ramah lingkungan.

Alim menyampaikan fasilitas, pendanaan, kemudahan, dan dukungan yang memadai dari pemerintah sangat diperlukan. Selain itu, kebijakan untuk memberikan kemudahan dan fasilitas khusus untuk hilirisasi dan komersialisasi berbagai produk bioteknologi kelautan dan perikanan sangat diperlukan.

“Hal ini agar produk lolal dapat bersaing dengan produk impor. Lalu, kriteria evaluasi dalam pemberian izin edar juga perlu disesuaikan dengan perkembangan bioteknologi saat ini tanpa mengurangi urgensi kriteria keamanan terhadap konsumen, lingkungan, termasuk ekosistem perairan dan ikan yang dibudidayakan,” paparnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.