Panennews.com – Kementerian Pertanian melalui Karantina Pertanian Bangkalan melakukan upaya peningkatan ekspor pertanian dengan membidik komoditas potensi ekspor berupa porang.
Porang, bersama dengan sarang burung walet yang saat ini menjadi komoditas ekspor super prioritas pemerintah terus ditingkatkan produktivitasnya baik dari hulu sampai hilir.
Dari data IQFAST, Badan Karantina Pertanian (Barantan) di Karantina Pertanian Bangkalan, komodias andalan ekspor asal pulau Madura masih masih hanya berupa arang briket kelapa.
“Bersama dengan pemerintah daerah Kabupaten Sumenep, kita dorong porang menjadi komoditas andalan ekspor baru. Hal ini sejalan dengan tugas strategis yang diberikan Menteri Pertanian, Bapak Syahrul Yasin Limpo untuk mengawal peningkatan ekspor pertanian, “ujar Agus Mugiyanto, Kepala Karantina Pertanian Bangkalan melalui keterangan persnya, Senin (30/8).
Agus, saat menggelar acara Sosialisasi Budidaya Tanaman Porang beberapa waktu lalu, menyebutkan bahwa Kabupaten Sumenep memiliki lahan sekitar 43 hektar yang menghasilkan katak dan umbi porang. Dengan wilayah sentra di tiga kecamatan, yakni Arjasa, Ambunten, dan Sapeken. Pemerintah Kabupaten Sumenep direncanakan akan mengawal secara khusus budidaya dan pengembangan porang ini agar dapat dijadikan kawasan komoditas ekspor andalan baru.
“Bersama Pemkab Sumenep pengawalan pengelolaan komoditas porang dari hulu hingga hilir akan dilakukan secara menyeluruh hingga dapat bersaing di pasar ekpor,”tambahnya.
Ia juga menerangkan petani akan mendapatkan bibit yang bagus, bantuan modal dari Kredit Usaha Rakyat (KUR), dan pasca panen yang dibisa dikelola sendiri oleh masyarakat ataupun masuk ke pabrik. Jika dapat dikelola dengan baik, potensi porang yang ditanam pada 43 hektar tersebut dapat dihasilkan dalam bentuk chip (irisan tipis yang dikeringkan) maka akan mendapatkan nilai ekonomi sebesar Rp. 13,76 miliar.
Sebagai informasi, porang adalah tanaman umbi-umbian dengan nama latin Amorphophallus muelleri, orang biasa menyebut dengan nama iles-iles. Porang biasanya dimanfaatkan dengan diolah menjadi tepung yang dipakai untuk bahan baku industri untuk kosmetik, pengental, lem, mie ramen, beras dan lain-lain.
Dewi Khalifah, Wakil Bupati Sumenep pada kesempatan yang sama menyampaikan harapannya agar bimbingan teknis budidaya yang diberikan dapat memberikan wawasan kepada para petani dan pengusaha di bidang pertanian dan produknya dalam hal ketentuan ekspor. “Saya ingin generasi muda hingga ibu ibu dari organisasi keagamaan Sumenep membangun desanya melalui pertanian,” ujarnya.