Panennews.com – Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL) melakukan panen padi sekaligus menjamin ketersediaan pupuk untuk petani di Kabupaten Indramayu. Dalam kunjungan ini pun, Mentan SYL menyalurkan bantuan untuk Kabupaten Indramayu senilai Rp 19,2 miliar.
“Indramayu adalah pertanian percontohan yang ada dan terbaik di seluruh Indonesia. Kehadiran saya ini sesuai dengan perintah Bapak Presiden Jokowi, agar selalu turun ke petani dan menyelesaikan cepat masalah. Produksi pangan harus tetap terjaga walau dihadapkan pada tantangan apapun,” ucap Mentan SYL dalam acara panen padi di Desa Karang Tumaritis, Kecamatan Hautgeulis, Kabupaten Indramayu, Sabtu (5/09/20).
Ia menegaskan sektor pertanian saat ini menjadi penopang perekonomian Indonesia. Sesuai data BPS pada kuartal II PDB sektor pertanian mencapai 16,4 persen sehingga menjadi sektor yang mampu menyerap tenaga kerja khususnya dimasa pandemi Covid-19.
“Besok perdagangan yang terbuka adalah pertanian artinya sektor pertanian juga membuka lapangan kerja sehingga siapa saja yang mau berkeringat, siapa saja yang mau dapat uang maka turun ke lapangan. Kerja di pertanian sangat terbuka,” ujar SYL.
SYL menjelaskan ada beberapa komponen yang perlu diperhatikan dalam sektor pertanian diantaranya sistem irigasi, varietas bibit unggul yang digunakan, kecukupan pupuk serta SDM petani yang mau bekerja di sawah. Untuk membangun pertanian yang maju, mandiri dan modern, Kementerian Pertanian (Kementan) membentuk korporasi pertanian yang ditunjang oleh fasilitas permodalan atau dana Kredit Usaha Rakyat (KUR) dari perbankan dan off-taker yang menjamin harga panen yang menguntungkan petani.
“Jaga yang ada disini. Menghadapi situasi ekonomi dunia yang melemah mudah-mudahan Indonesia tetap bangkit makin membaik karena ada pertanian yang menopangnya dan Indramayu termasuk yang cukup bagus ini. Kepada para perbankan saya harap support KUR untuk petani. Jangan ragu,” cetusnya.
Plt.Bupati Indramayu, Taufik Hidayat mengapresiasi kehadiran Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo di Indramayu sebab secara langsung dan cepat menyelesaikan kebutuhan pupuk untuk petani sehingga pada musim tanam gadu (musim tanam II) ini tidak terjadi kelangkaan pupuk dan produksi padi dipastikan aman. Upaya nyata Kementan sangat berdampak terhadap peningkatan produksi dan mempertahankan Indramayu sebagai kabupaten tertinggi produksi besar.
“Saat ini, sebahagian lahan sawah di Kabupaten Indramayu sedang menghadapi pertanaman musim tanam kedua dan sebagian wilayah sudah panen. Pak Menteri datang kesini, Alhamdulilah ketersediaan pupuk bagi petani Indramayu aman,” ujarnya.
“Dengan perhatian khusus yang diberikan Pak Mentan SYL, saat ini Kabupaten Indramayu sedang melakukan penyesuaian e-RDKK sehingga kebutuhan petani untuk musim tanam kedua ini terselesaikan,” pinta Taufik.
Taufik menyebutkan lahan sawah di Indramayu seluas 117.686 hektar. Lahan pertanian padi merupakan komoditi unggulan di Kabupaten Indramayu dan juga merupakan komoditas unggulan nasional tingkat produksi padi Kabupaten Indramayu rata-rata dalam 5 tahun terakhir yaitu 1,5 juta ton gabah kering.
“Alhamdulillah Kabupaten Indramayu mendapat peringkat pertama nasional sebagai produsen beras tahun 2019. Ini berkat dukungan dari Kementerian Pertanian yang selalu bantu petani,” cetusnya.
Sementara itu, Direktur Jenderal Tanaman Pangan, Suwandi mengatakan Kementan di bawah Mentan SYL tidak hanya menyalurkan bantuan fisik untuk Indramayu. Namun untuk lebih meningkatkan produksi dan kesejahteraan petani kini sedang diperkuat kelembagaan petani, para kelompok tani dan gabungan kelompok tani (Gapoktan) bersatu membentuk korporasi.
“Petani padi di Indramayu sudah tanam IP200 bahkan ada yang IP300, sebagai sentra utama padi bersama 88 kabupaten lainnya. Ini sudah terbentuk satu korporasi petani padi sebagai kesatuan klaster skala ini luas 10.000 hektar pada 150 kelompok tani di 5 kecamatan,” terangnyam
Menurut Suwandi, manfaat korporasi ini yakni guna melindungi dan memberdayakan petani karena ada kepastian pasokan sarana produksi (saprodi), mekanisasi, modal dari KUR klaster dengan korporasi sebagai off-taker, ada asuransi, maupan kepastian pasar dan harganya, sehingga petani tidak lagi menjual gabah, tetapi beras satu pintu korporasi.
“Sesuai dengan kebijakan Mentan SYL, kami berharap model korporasi ini direplikasi di daerah daerah lain. Kedepan kita tak hanya swasembada tapi juga perlebar ekspor pangan,” tandas Suwandi. [*]