Panennews.com – Jika diantara kita mengenal jagung hanya untuk pakan ternak, atau mungkin jagung manis untuk konsumsi, maka akan cukup berbeda dengan jagung hitam ini.
Mengutip dari laman Dinas Pertanian Kabupaten Buleleng yang ditulis oleh Ir. I Gusti Ayu Maya Kurnia, jagung ini biasa di sebut dengan pulut atau ketan karena memiliki karakteristik yang lengket dan pulen ketika di rebus. Hal ini karena kandungan amilopektin yang cukup tinggi dalam jagung ini.
Karakter unik lain yang dimiliki oleh jagung ketan ini adalah akan menghasilkan warna merah-kecoklatan apabila endosperma biji yang mengandung amilopektin dilukai dan diberi larutan iodine.
Selain itu tanaman ini juga kaya akan antioksidan serta sumber protein yang baik untuk tubuh. Selain itu manfaat lainnya juga menambah imunitas bagi kesehatan badan.
Bagi penderita diabetes juga cukup baik untuk mengkonsumsi jagung ini. Karena daya cerna pati jagung ketan lebih rendah dibanding varietas jagung nonketan. Komposisi tersebut dapat membantu penderita diabetes yang memerlukan pangan karbohidrat tapi tidak tercerna sempurna menjadi glukosa.
Varietas jagung ketan jagung ini memiliki daya cerna yang lebih rendah di banding jagung non ketan. Selain itu, jagung ini memiliki kalium yang tinggi sehingga fosfor dan unsur nitrogen yang tidak begitu tinggi.
Dengan begitu maka akan membuat tumbuhan ini bertranslokasi karbohidartnya membentuk tongkol jagung. Sehingga varietas ini jarang terkena hama yang selama ini menyusahkan petani.
Bagi para peminatnya tak perlu khawatir berbagai cara dapat di lakukan untuk mengkonsumsi jagung ketan hitam ini. Jagung ini dapat direbus dan dibakar sesuai selera peminatnya namun bisa juga campur pada nasi.
Bahkan emping sebagai sebagai kombinasi dan tidak kalah nikmat di buat sebagai makanan tradisional seperti glontor makanan jagung yang di rebus di parut dengan gula, garam dan parutan kelapa. Dapat juga dijadikan pulut masakah khas sebagian masyarakat Bali yang mengunakan jagung sebagai bahan utamanya.
