Masa Karantina Selesai, Barantin Pastikan Sapi Impor Asal Australia Sehat

oleh -2 views
Hewan Kurban
Foto : Panen News/Amar

Panennews.com – Badan Karantina Indonesia (Barantin) melakukan tindakan karantina terhadap impor sapi bakalan dari Australia yaitu dengan melakukan pengasingan dan pengamatan selama kurang lebih 14 hari sejak kedatangan.

Sapi-sapi tersebut tidak diperbolehkan keluar atau didistribusikan sebelum masa karantinanya selesai. Hal tersebut disampaikan Sahat M Panggabean saat meninjau Instalasi Karantina Hewan (IKH) di wilayah Tangerang, Banten.

Menurutnya tindakan karantina yang dilakukan oleh Barantin terhadap importasi sapi hidup dilakukan secara hati-hati dan menyeluruh yang meliputi tahapan pre border, at border dan post border.

“Ini kita lakukan semua sama ya, intinya kita lakukan tindakan karantina untuk memastikan ternak tersebut sehat, tidak ada penyakitnya, misalnya PMK dan LSD,” ungkap Sahat, Kamis (09/01/2025).

Selain tindakan karantina, seluruh populasi sapi impor tersebut menurut Sahat juga dilakukan vaksinasi serta penerapan biosekuriti di IKH yang ketat.

Dari data Barantin, pemasukan sapi bakalan Australia pada tahun 2024 adalah sebanyak 487.452 ekor yang masuk melalui berbagai tempat pemasukan yaitu Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Pelabuhan Panjang, Lampung, Pelabuhan Belawan, Sumatera Utara, dan Pelabuhan Tanjung Perak, Jawa Timur tidak terdapat kasus penyakit PMK.

Baca Juga :   Dampak PMK, Peternak NTB Terima Ganti Rugi dari Kementan

Sementara itu, Deputi Bidang Karantina Hewan, Sriyanto yang turut mendampingi menyampaikan bahwa proses tindakan karantina ditempat pemasukan (at border) meliputi pemeriksaan kelengkapan dan keabsahan dokumen, pemeriksaan fisik saat tiba di pelabuhan serta melakukan pengasingan dan pengamatan termasuk pengambilan darah dan pemeriksaan laboratorium saat sapi dikarantina di IKH.

Sahat lebih lanjut menjelaskan, bahwa tindakan karantina pre border dilakukan di negara asal yaitu Australia pada pertengahan tahun 2024 lalu guna memastikan hewan berasal dari daerah yang bebas penyakit, dipelihara sesuai standar kesehatan dan bebas dari penyakit karantina, juga melalui analisia risiko yang mendalam.

“Hewan hidup, seperti sapi ini merupakan media pembawa karantina risiko tinggi atau high risk jadi tindakan karantinanya juga perlu analisis risiko yang baik, agar terjaga ketertelusurannya atau treceabilility” ungkap Sahat.

Baca Juga :   Ular Cincin Emas, Reptil Cantik Berbahaya

Adapun Amir Hasanuddin, Kepala Balai Besar Karantina Hewan, Ikan dan Tumbuhan DKI Jakarta (Karantina DKI Jakarta) yang juga hadir menyampaikan bahwa 2.797 ekor sapi Australia yang datang pada awal Januari tersebut saat ini tengah dilakukan pengasingan dan pengamatan, dan pengambilan darah terhadap 117 ekor sampel untuk diperiksa di laboratorium.

Selain itu, Sahat juga berterimakasih pada pelaku usaha penggemukan sapi (feedloter) yang juga telah melakukan vaksinasi gratis di sekitar lingkungan IKH yaitu sekitar 3 sampai 5 kilometer.

Lebih jauh, Sahat menjelaskan bahwa Barantin mendukung penuh Program Makan Begizi dengan menjaga pasokan sumber pangan yaitu daging sebagai salah satu sumber protein agar tetap terjamin keamanan dan kesehatannya.

“Jadi kita pastikan sumber pangan yang kita berikan pada masyarakat aman dan sehat, sedangkan jika ada yang terdeteksi sakit maka akan dilakukan tindakan karantina pemusnahan,” ujar Sahat.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.