Panennews.com – Komoditas udang Vaname atau Litopenaeus vannamei menjadi prioritas dalam sektor perikanan budidaya berkat nilai ekonominya yang tinggi.
Permintaan terhadap jenis udang ini terus meningkat, terutama dari negara-negara seperti Amerika Serikat, Cina, dan Jepang.
Sayangnya, produksinya masih dihadapkan pada kendala serius, terutama serangan bakteri Vibrio parahaemolyticus, yang berdampak signifikan pada nilai ekonomi.
Menanggapi isu tersebut, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) melalui Pusat Riset Mikrobiologi Terapan (PRMT) menandatangani Perjanjian Kerja Sama (PKS) dengan PT. Intraco Agroindustry, di Gedung BNC KST Soekarno, Cibinong Jawa Barat, Jumat (10/01/2025).
Kerja sama ini fokus pada riset dan inovasi dalam pengembangan aplikasi bakteriofag atau pemakan bakteria dan lebih spesifik Vibriofag untuk mengendalikan Vibrio parahaemolyticus, penyebab Acute Hepatopancreas Necrosis Disease (AHPND) pada udang Vaname.
Pencegahan dan penanggulangan Vibriosis selama ini bergantung pada penggunaan antibiotik, seperti eritromisin, enrofloxacin, oksitetrasiklin, streptomisin, amoksisilin asam klavulanat, dan nitrofurantoin.
Namun, resistensi patogen terhadap antibiotik ini semakin meluas, serta menimbulkan masalah kesehatan yang serius bagi manusia dan lingkungan.
Kepala Pusat Riset Mikrobiologi Terapan (PRMT) BRIN Ahmad Fathoni dalam sambutannya menyampaikan, tujuan dari kerja sama ini untuk mengembangkan teknologi aplikasi bakteriofag terseleksi.
Hal ini untuk mencegah penyakit vibriosis AHPND pada tahapan pembibitan, hatchery, dan pembesaran udang Vaname, serta pengaplikasian bakteriofag terseleksi pada produksi pakan udang.
“Kerja sama ini sudah diinisiasi pada tahap trial dengan aplikasi skala terbatas pada tahapan budidaya, dan hasilnya sudah ada peningkatan antara perlakuan dengan kontrol. Kami berharap, selain mengendalikan penyakit juga akan meningkatkan produktivitas udang Vaname, yang sudah in line dengan program pemerintah meningkatkan produtivitas udang sebesar 30%” ujarnya.
Selain itu Dia juga berharap, dengan adanya kerja sama ini produksi udang Vaname dapat meningkat, yaitu mengatasi masalah penyakit yang mengancam industri perikanan budidaya di Indonesia.
Novik Nurhidayat, Peneliti Ahli Madya PRMT BRIN menjelaskan, bahwa inisiatif riset ini bertujuan untuk mengisolasi dan menyeleksi jenis Vibriofag yang paling efektif untuk mengendalikan Vibrio. Kemudian akan diaplikasikan kembali ke lingkungan untuk mengontrol patogen tersebut.
“Metode yang kami gunakan dengan melibatkan isolasi dan perbanyakan Vibriofag dalam spesifik target Vibrio yang paling virulen. Vibriofag kemudian dipanen dan diformulasi untuk diaplikasikan pada proses produksi benur udang di hatchery,” urainya.
Menurutnya, Vibriofag terseleksi yang diaplikasikan ini akan mencari target Vibrio untuk menginfeksi, bereplikasi menjadi ribuan Vibriofag baru, dan keluar dengan menghancurkan sel Vibrio target tersebut.
“Hasilnya udang tumbuh baik, bebas penyakit yang disebabkan oleh Vibrio seperti AHPND. Pertumbuhan udang yang sehat bebas AHPND ini, ternyata juga teramati lebih tahan terhadap serangan penyakit lainnya seperti Enterocytozoon hepatopenaei (EHP),” papar Novik.