Jelang Panen Raya, Bapanas Dorong Serapan Gabah Berkualitas dari Petani Lokal

oleh -3 views
WhatsApp-Image-2024-02-23-at-10.08.04-PM-1-1024x574
Foto : Dok. Perum Bulog

Panennews.com – Optimalisasi serapan hasil panen petani pada masa panen raya harus melibatkan sinergi dan kolaborasi semua pihak.

Termasuk dalam hal mengoptimalkan serapan gabah petani pada momentum panen raya untuk mengisi stok Cadangan Beras Pemerintah (CBP) dengan kualitas beras yang baik.

“Bulog per tanggal 15 Januari 2025 memang diminta untuk menyerap Gabah Kering Panen (GKP) dengan harga Rp 6.500 per kilogram. Namun demikian perlu diketahui ada faktor-faktor lain seperti kadar air dalam gabah sesuai standar yang telah ditetapkan,” ujar Arief saat menghadiri ‘Rapat Koordinasi Bidang Pangan’ di Makassar, Sulawesi Selatan pada Sabtu (18/01/2025).

Menurutnya, urgensi penyerapan gabah dan beras yang sesuai kualitas berkaitan erat dengan pemanfaatan CBP yang dikelola Perum Bulog. Stok CBP ini yang disalurkan ke masyarakat melalui berbagai program pemerintah.

Sesuai Keputusan Badan Pangan Nasional (Kepbadan) Nomor 2 tahun 2025 tentang Perubahan Atas Harga Pembelian Pemerintah (HPP) dan Rafaksi Harga Gabah dan Beras, standar kualitas GKP untuk harga Rp 6.500 per kg ditetapkan kadar air maksimal 25 persen dan kadar hampa maksimal 10 persen.

Baca Juga :   Daerah Irigasi Gumbasa, Presiden Jokowi : Dukung Kedaulatan Pangan

Dengan standar kualitas tersebut, beras yang disalurkan kepada rakyat merupakan beras yang bermutu.

“Kami menyarankan bahwa para petani kita harusnya bisa dinaikkan kelasnya. Jadi para Gapoktan itu diberikan fasilitas dryer (pengering), sehingga bisa men-support Bulog dengan harga Rp 8.000 dan 8.200 untuk Gabah Kering Giling (GKG),” urai Arief.

Langkah upscaling ini perlu dilakukan agar kalangan petani tidak hanya mengandalkan GKP saja, sehingga bisa tercipta diferensiasi produksi. Apalagi target pengadaan Bulog di 2025 ini untuk GKG lebih besar daripada GKP.

Untuk diketahui, NFA mulai menerapkan penyesuaian HPP gabah sejak 2023, standar kualitas GKP di tingkat petani terus ditetapkan dengan kadar air maksimal 25 persen dan kadar hampa maksimal 10 persen. Dari itu, tren realisasi pengadaan Bulog dari produksi dalam negeri terus menanjak

Sepanjang 2022, realisasi pengadaan dalam negeri di angka 994 ribu ton. Tahun selanjutnya di 2023 meningkat 71 ribu ton menjadi total 1,066 juta ton. Terakhir capaian sepanjang 2024 menjadi titik kulminasi dalam 5 tahun terakhir, yakni naik 200 ribu ton menjadi total 1,266 juta ton.

Baca Juga :   Tambahkan Kuota Impor, Jadi Cara Bulog Kendalikan Harga Beras

Sementara itu, Direktur Utama Perum Bulog Wahyu Suparyono mengungkapkan komitmennya dalam menyerap hasil produksi petani sesuai kriteria yang telah ditetapkan.

Lebih lanjut Ia menyampaikan, selain ketetapan mengenai HPP gabah dan beras, Bulog juga diberikan keleluasaan menyerap gabah di luar kualitas yang telah ditetapkan HPP melalui kebijakan rafaksi harga gabah.

Selain itu, rafaksi gabah juga diatur di dalam Kepbadan No 2 tahun 2025. Rafaksi merupakan pengurangan terhadap harga gabah yang dijual ke Perum Bulog karena mutunya lebih rendah dari standar yang ditetapkan.

“Jadi ini pada posisi Rp 6.500 per kg itu pada maksimal kadar air 25 persen dan kadar hampa maksimal 10 persen kita serap. Namun pada saat kadar air di atas 26-30 persen dan kadar hampa 11-15 persen, itu kita tetap beli/serap dengan harga Rp 5.750 per kg sesuai ketentuan rafaksi harga. Saya sudah minta ke seluruh Pimwil untuk berpedoman pada ketentuan ini,” ujar Wahyu.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.