Panennews.com – Program Kementerian Pertanian (Kementan) yang menjanjikan pendapatan petani milenial Rp 10 juta setiap bulan dinilai akan mampu mengurangi pengangguran di Nusa Tenggara Barat (NTB).
Pendapatan Rp 10 juta per bulan itu bisa didapatkan petani milenial yang terlibat pengembangan satu juta hektare sawah.
“Ini jadi angin segar bagi anak-anak muda (di NTB), bahkan ini bisa mengurangi angka pengangguran,” kata Sekretaris Dinas Pertanian dan Perkebunan (Distanbun) NTB, Ni Nyoman Darmilaswati, di Mataram, Rabu(11/12/2024).
Ia menuturkan, Pemprov NTB tengah menunggu petunjuk dari Kementan terkait program mengembangkan cetak sawah satu juta hektare dan menjanjikan pendapatan Rp 10 juta per bulan tersebut.
“Kami masih menunggu petunjuk pusat, memang informasi dari pak menteri ada (imbalan) Rp 10 juta untuk petani milenial untuk menggarap lahan. Itu gaji per orang, gajinya lumayan besar dan luar biasa, bahkan gajinya lebih besar dibandingkan gaji PNS,” ujar Darmilaswati.
Menurut Darmilaswati, program itu menjadi angin segar bagi NTB. Sebab, angka petani milenial di NTB lumayan banyak. Jumlah petani milenial di NTB diprediksi akan terus meningkat dengan adanya program tersebut.
“Program dari pusat ini bisa mendorong produksi, jadi lahan-lahan yang (awalnya) tidak produktif bisa dijadikan produktif dengan adanya kegiatan petani milenial dari pemerintah,” jelas Darmilaswati.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) NTB menyebut,nada sebanyak 225.483 petani milenial di NTB pada 2023. Jumlah ini setara dengan 30,37 persen dari total jumlah usaha pertanian perorangan (UTP) yang mencapai 768.765 orang.
BPS NTB juga mencatat ada 87 ribu orang menganggur per Agustus 2024 di NTB. Angka pengangguran berdasarkan angkatan kerja (usia 15 tahun ke atas) ini mengalami peningkatan jika dibandingkan 2022-2024.