Gandeng BBKSDA NTT PLN Tanam 50ribu Pohon Mangrove di Kabupaten Kupang

oleh -5 views
ilustrasi mangrove
Ilustrasi Hutan Mangrove - Foto : Pexels

Panennews.com – Dalam upaya menjaga kelestarian lingkungan alam dan melindungi dari abrasi pantai serta pemulihan ekosistem, PT PLN (Persero) Unit Induk Wilayah (PLN UIW NTT) berkolaborasi dengan Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Provinsi NTT (BBKSDA NTT) melaksanakan kegiatan penanaman 50.000 anakan mangrove.

Kegiatan itu dilaksanakan di Taman Wisata Laut (TWL) Teluk Kupang Dusun Oebelo Kecil, Desa Tanah Merah Kecamatan Kupang Tengah Kabupaten Kupang.

Menurut GM PLN UIW NTT Eko Sulistyono pihaknya berkomitmen untuk terus mendukung program-program pelestarian lingkungan dan pembangunan berkelanjutan. Antaranya melalui berbagai kegiatan seperti penanaman mangrove, untuk dapat memberikan kontribusi positif bagi masyarakat dan lingkungan sekitar.

“Dalam kesempatan yang baik ini, saya ingin menyampaikan apresiasi yang sebesar-besarnya kepada seluruh pihak yang telah berkontribusi dalam program penanaman mangrove di Desa Tanah Merah. PLN tidak hanya sebatas menyediakan energi listrik, namun juga berkomitmen untuk berkontribusi dalam pembangunan berkelanjutan. Kami bersama masyarakat lanksanakan aksi ini 13 Desmber lalu ,” kata GM PLN UIW NTT Eko Sulistyono ( 17/12).

Lebih lanjut Eko berharap, rangkaian kegiatan ini memberikan manfaat yang signifikan bagi masyarakat, baik dari segi lingkungan, ekonomi, maupun sosial.

“Kami percaya bahwa keberhasilan program ini tidak terlepas dari dukungan dari seluruh stakeholder, mulai dari pemerintah daerah, tokoh masyarakat, hingga masyarakat Desa Tanah Merah sendiri. Semoga sinergi yang baik ini dapat terus terjalin dan program serupa dapat terus kita kembangkan di masa mendatang ,” jelas Eko Sulistyono.

Baca Juga :   Dukung Rehabilitasi Mangrove, Menko Marves Dorong Kerja Sama

Sementara itu Kepala Balai Besar KSDA Provinsi NTT Ir Arief Mahmud, M.Si mengatakan, kegiatan tersebut merupakan kegiatan pemulihan ekosistem. “ Ini merupakan upaya untuk mengembalikan kondisi yang ada di satu wilayah tertentu dan diharapkan dengan pemulihan ini maka fungsi-fungsi yang sebelumnya sudah mengalami deklarasi akan kembali. Mangrove ini tidak hanya berguna bagi lingkungan tapi juga untuk masyarakat secara ekonomi ,” kata Ir Arief Mahmud, M.Si

Hal ini jelas Arief dilakukan tidak hanya untuk di wilayah Tanah Merah tetapi tentu di wilayah dilingkup Balai Besar KSDA Provinsi NTT maupun dari PLN.

“ Kami apresiasi, bersyukur dan mengucapkan terima kasih yang sebesar besarnya karena dengan dukungan dari PLN melalui programnya Tanggung jawab soasial dan lingkungkungan ( TJSL) antaranya ikut menjaga kelestarikan lingkungan alam yakni menanam 50.000 anakan mangrove ini ,” jelas Arief.

“ Balai Besar KSDA NTT mengelola kawasan sebanyak 28 seluruh Nusa Tenggara Timur tugasnya tidak hanya dalam kawasan konvervasi termaksud, tetapi jauga kami lakukan diluar kawasan konservasi,” tambah Arief.

Baca Juga :   Produk Kayu Olahan Indonesia, Bukukan Transaksi Hingga USD 3,1 Juta

Kepala Desa Tanah Merah Lazarus Dilak mengapresiasi kolaborasi PLN dan BBKSDA yang begitu peduli terhadap melestarikan lingkungan alam diwilayahnya.

“ Atas nama seluruh Masyarakat Desa Tanah Merah, saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada PT PLN (Persero) yang telah memilih desa kami sebagai lokasi penanaman mangrove. Ini sangat yang sangat membantu dalam sektor ekonomi. Karena dulu biasanya kami panen udang setiap bulan Juni saja, tetapi sekarang setelah mendapatkan bantuan tanaman mangrove kami sudah bisa memanen udang, kepiting setiap bulannya. Kami berdoa agar mangrove yang tumbuh ini dapat dinikmati hingga generasi berikutnya,” kata Lazarus Dilak .

Dia menyebutkan dengan di tanamnya 50.000 pohon mangrove di Desa Tanah Merah, Kecamatan Kupang Tengah Kabupaten Kupang ini membawa sebuah harapan baru diwuayahnya.

Kolaborasi PLN dan BBKSDA NTT ini bukan sekadar pencapaian angka, melainkan investasi jangka panjang untuk masa depan masyarakat setempat. Mangrove ini akan menjadi benteng alami yang melindungi desa dari abrasi, menjaga kualitas air, dan menyediakan habitat bagi beragam biota laut.

“ Lebih dari itu, penanaman mangrove juga membuka peluang ekonomi baru bagi masyarakat melalui pengembangan ekowisata dan produk-produk berbahan baku mangrove ,” katanya

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.