Produk Kayu Olahan Indonesia, Bukukan Transaksi Hingga USD 3,1 Juta

oleh -14 views
ZjCS5d56Z4kgMqcjYB7nDEWaH7buJb4LhEDljQ52
Foto : Biro Humas Kemendag

Panennews.com – Kualitas produk kayu olahan Indonesia semakin diakui di pasar Eropa, khususnya Jerman. Tampil pada Pameran Interzum 2023 yang digelar di Kolnmesse, Cologne, Jerman pada 9—12 Mei 2023 lalu, produk andalan Indonesia ini mampu membukukan potensi transaksi senilai USD 3,1 juta atau Rp46 miliar.

Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional mengungkapkan, produk kayu olahan dan teknikal Indonesia masih menjadi primadona konsumen Eropa karena kualitas dan inovasi.

“Untuk itu, kita harus bangga dan keikutsertaan dalam Pameran Interzum 2023 menjadi bukti komitmen dan eksistensi produsen dan pelaku usaha Indonesia dalam mempromosikan produk kayu yang berkualitas,” ujarnya. di Jakarta Sabtu, (20/05/2023).

Sementara itu, Plt Direktur Pengembangan Ekspor Ganef Judawati mengungkapkan, pameran ini merupakan ajang internasional bergengsi yang menjadi tujuan lebih dari 74 ribu distributor dan buyers internasional serta menjadi peluang bisnis untuk sekitar 1.800 peserta dari berbagai negara di kawasan Eropa, Asia, dan Amerika.

Baca Juga :   Kayu Mahoni, Mulai Dari Ciri Hingga Kelebihan Dan Kekurangannya

“Melalui partisipasi pada pameran ini, diharapkan pelaku usaha Indonesia dapat menjadi bagian dari rantai pasok produk kayu internasional. Ganef melanjutkan, partisipasi pada Pameran Interzum 2023 menjadi peluang untuk mempromosikan produk Indonesia untuk buyers di wilayah Eropa dan negara lain yang berkunjung ke pameran ini,” ujar Ganef.

Selain meresmikan Paviliun Indonesia, Ganef juga melakukan penandatanganan pembaharuan nota kesepahaman (MoU) dengan IPD Jerman tentang Promosi Sektor Kayu Ringan Indonesia yang akan berlaku hingga 30 Mei 2024.

“Kerangka kerja sama di bawah MoU ini akan fokus pada promosi sektor kayu ringan yang telah diawali dengan kolaborasi pemilihan peserta dan penjaringan buyers untuk Paviliun Indonesia pada Pameran Interzum 2023. Pada MoU ini, IPD Jerman juga berkomitmen untuk mengawal perkembangan perusahaan Indonesia pascapameran dan menjadi konsultan jika terdapat kendala yang dihadapi,” papar Ganef.

Sebelumnya, IPD Jerman telah menjadi mitra Kemendag sejak 2014 dalam berbagai program pendampingan pengembangan ekspor. Di antaranya peningkatan pengetahuan, pengembangan kapasitas sumber daya manusia (SDM) Ditjen PEN, pengembangan produk kayu ringan olahan Indonesia agar sesuai tren dan standar pasar Eropa, serta pendampingan kegiatan promosi dalam ajang Internasional.

Baca Juga :   KLHK Terus Berjuang Padamkan Sejumlah Titik Karhutla Di Sumsel

Lebih lanjut, Duta Besar RI untuk Jerman Arif Havas Oegroseno menambahkan, saat ini Uni Eropa tengah melakukan pengetatan kriteria importasi produk asal hutan yang berpotensi penyebab deforestasi.

“Berita baiknya, Indonesia telah memiliki sistem lisensi legalitas dan keterlacakan kayu yang diakui oleh Uni Eropa yaitu Sistem Verifikasi Legalitas Kayu (SVLK) sebagai jaminan kayu Indonesia berkelanjutan,” tandas Arif.

Lebih jauh, pada 2022 ekspor produk kayu Indonesia ke Jerman tercatat sebesar USD 95 juta, turun 4,33 persen dibanding tahun sebelumnya. Sementara ekspor produk kayu Indonesia ke Uni Eropa pada 2022 tercatat sebesar USD 389 juta, turun 2,9 persen dibandingkan 2021.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.