Cegah Virus Tilapia, BRIN Kembangkan Vaksin TiLV Untuk Kesehatan Ikan

oleh -11 views
WhatsApp Image 2024-02-16 at 13.19.22 (1)
Foto : Dok. KKP

Panennews.com – Peneliti Pusat Riset Veteriner Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Annisa Wening Maharani Putri menjelaskan perkembangan pengembangan vaksin ikan dengan tilapia lake virus (TiLV) disease & infectious hematopoietic necropsy virus (IHNV).

TiLV termasuk dalam Amnoonviridae, negative-sense ssRNA dengan 10 segmen, yang secara global memiliki tingkat kematian sebesar 90 persen. Namun, vaksin masih dalam pengembangan dan belum dikomersialisasikan.

“Beberapa vaksin TiLV yang sudah diteliti secara global di antaranya yaitu inactivated vaccine. Contohnya, whole BPL, heat, formalin inactivated vaccines. Lalu passage-attenuated live vaccines, DNA vaccines, nanoparticle based vaccine dan recombinant subunit protein vaccines. Di mana, masing-masing vaksin memiliki kelebihan dan kekurangan tersendiri,” jelasnya, dalam webinar bertajuk “Vaccine Development & Immune Response”, Senin (23/12/2024).

Baca Juga :   Bisa Gagal Panen, Ketahui Deretan Hama Ikan Bandeng Yang Meresahkan

Lebih lanjut Annisa menyebut, subunit vaccine bisa menjadi alternatif lebih aman, lebih mudah disesuaikan, lebih spesifik, dan bisa diproduksi dengan skala besar. Contohnya, vaccine recombinant seperti viral-like protein (VLPs) yang secara struktur mirip virus, akan tetapi tidak mengandung materi genetik dan tidak infeksius, lebih murah, dan lebih mudah diproduksi.

Sedangkan vaccine multi-epitope lebih cocok digunakan di Indonesia karena bisa digunakan berdasarkan epitope TiLV strains di Indonesia, coverage lebih luas dengan menargetkan daerah yang ada di Indonesia, relatif lebih kompleks, dan lebih mahal namun lebih potensial efektif.

Baca Juga :   BUSKIPM KKP Salurkan 1000 Paket Bantuan Ikan untuk Anak Stunting

“Vaksin subunit, multi-epitop dan DNA menawarkan potensi solusi yang aman dan efisien. Tetapi memerlukan optimasi lebih lanjut dan evaluasi keamanan. Pentingnya evaluasi keamanan untuk vaksin intranasal IHNV yang berisiko neurotropisme,” pungkasnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.