Panennews.com – Pengurus Pusat Persatuan Olahraga Berkuda Seluruh Indonesia (PP PORDASI) mengadakan kunjungan ke Kantor Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Ditjen PKH) Kementerian Pertanian di Jakarta, Senin (04/11/2024).
Pertemuan ini membahas potensi kerja sama dalam pengembangan peternakan sapi perah dan pembangunan pusat pacuan kuda di wilayah Jembrana, Bali.
Dirjen PKH, Agung Suganda, menyambut positif inisiatif PORDASI yang dianggapnya berpotensi mendukung ketahanan pangan nasional serta mendorong perkembangan sektor olahraga berkuda.
Menurut Agung, pengembangan peternakan sapi perah di Jembrana dapat menjadi proyek percontohan dalam meningkatkan produksi susu lokal dan memperkuat konsumsi dalam negeri.
“Kami sangat mendukung inisiatif ini karena berpotensi meningkatkan minat masyarakat dalam mengonsumsi susu sapi perah lokal. Harapan kami, sentra pacuan kuda ini dapat terintegrasi dengan sektor pariwisata sehingga memberi dampak positif bagi peternakan kita,” ujar Agung.
Sementara itu, Wakil Ketua Umum PORDASI, Muhammad Maulana, menjelaskan bahwa proyek peternakan ini akan memanfaatkan lahan seluas 1.500 hektare di Jembrana.
Menurutnya, PP PORDASI berkomitmen bekerja sama dengan pemerintah dalam pengembangan olahraga berkuda yang juga memperhatikan kesejahteraan hewan.
“Kami berharap bahwa PP PORDASI dan Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan dapat bekerjasama dalam pertumbuhan olahraga berkuda, tanpa mengabaikan aspek kesejahteraan hewan,” kata Maulana.
Agenda pertemuan tersebut mencakup diskusi mengenai peran Komisi Peternakan, kesehatan hewan, rencana registrasi dan sertifikasi kuda-kuda yang ada di Indonesia termasuk Kuda Pacu Indonesia (KPI), serta rencana penyusunan Standar Nasional Indonesia (SNI) kuda di Indonesia sebagai dasar untuk melaksanakan sertifikasi.
Keduanya membahas pula persiapan infrastruktur pendukung, seperti penyediaan lahan, pakan, tenaga ahli, serta regulasi kesehatan hewan untuk menjamin kualitas dan keamanan sapi perah dan kuda pacu.
Sebagai tindak lanjut, kedua pihak sepakat untuk melakukan survei lapangan di Jembrana guna menentukan lokasi yang paling strategis, dengan mempertimbangkan aspek keberlanjutan lingkungan dan manfaat ekonomi bagi masyarakat setempat.