Topang Ekonomi, Gunungkidul Kembangkan Sistem Rantai Dingin untuk Hasil Perikanan Laut

oleh -4 views
Dok. KKP
Dok. KKP

Panennews.com – Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kabupaten Gunungkidul berupaya menjaga mutu produk perikanan dengan berbagai skema pendanaan, termasuk sistem rantai dingin yang mendukung pengelolaan hasil tangkapan laut.

Hal ini mengemuka dalam kegiatan Memetri Jaladri di Plaza Pantai Baron, Kabupaten Gunungkidul, Jumat (20/9/2024).

Agenda ini dihadiri oleh berbagai kalangan nelayan dan Kelompok Pengolah dan Pemasar (Poklahsar) yang menjadi binaan Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Gunungkidul.

Acara ini bertujuan untuk mempererat sinergi dalam meningkatkan konsumsi ikan serta menjaga kualitas produk perikanan melalui sistem rantai dingin.

Sistem rantai dingin atau cold chain adalah sistem yang menjaga suhu produk tetap terjaga selama proses pengumpulan, pengolahan, dan distribusi.

Sistem ini merupakan bagian dari rantai pasok (supply chain) yang melibatkan berbagai kegiatan terkoordinasi untuk menjaga keamanan produk perikanan.

Kepala DKP Gunungkidul, M. Johan Wijayanto, mengatakan, kegiatan ini juga menjadi momentum penting untuk memperkuat hubungan antara nelayan dan Poklahsar.

Baca Juga :   Daya Jual Tinggi, Potensi Lobster Jadi Perhatian Khusus Provinsi Aceh

“DKP terus berupaya menjaga mutu produk perikanan dengan berbagai skema pendanaan, termasuk sistem rantai dingin yang mendukung pengelolaan hasil tangkapan laut,” katanya.

Selain itu, dalam acara ini, 10 Kelompok Usaha Bersama (KUB) nelayan dihadirkan untuk menerima e-Buku Kapal Perikanan (e-BKP), yang merupakan salah satu legalitas penting dalam kegiatan sektor perikanan dan kelautan.

“Penyerahan secara simbolis sudah dilakukan langsung oleh Bupati Gunungkidul, “ paparnya.

Pada kesempatan yang sama, Johan juga melaporkan perkembangan terkait perbaikan talud di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Pantai Baron, yang runtuh pada 31 Mei 2024 akibat gelombang tinggi.

DKP Gunungkidul, bekerja sama dengan BPBD, DPUPRKP, Bappeda, dan BKAD, berhasil menyelesaikan perbaikan talud lebih cepat dari target, yakni pada 15 Agustus 2024, dengan alokasi anggaran sebesar Rp187,7 juta.

Baca Juga :   Ikan Gurame Budidaya Mati Mendadak, Ternyata Ini Dia Penyebabnya

“Perbaikan tersebut mencakup talud, kamar mandi, dan pengecatan yang sangat diperlukan untuk memulihkan akses keluar masuk kapal nelayan,” terangnya.

Bupati Sunaryanta dalam sambutanya menegaskan pentingnya sektor kelautan sebagai penopang ekonomi daerah, namun mengakui adanya keterbatasan pemerintah dalam memfasilitasi secara maksimal.

“Pengelolaan sumber daya laut di Gunungkidul sudah menyumbang pertumbuhan ekonomi yang signifikan, namun masih membutuhkan alat dan fasilitas yang lebih memadai,” ujarnya.

Bupati juga menyampaikan rencana pembangunan talud dan penataan Pantai Baron yang akan dilanjutkan pada tahun 2025 sebagai bagian dari upaya jangka panjang untuk meningkatkan sektor kelautan dan perikanan di Kabupaten Gunungkidul.

“Kegiatan Memetri Jaladri ini kita harapkan dapat memperkuat komitmen semua pihak dalam menjaga keberlanjutan sumber daya laut dan meningkatkan kesejahteraan para nelayan di wilayah kita,” tegas Sunaryanta.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.