Panennews.com – Ada sejumlah penyakit yang menyerang ikan mas budidaya, salah satunya yaitu penyakit kutu ikan. Penyakit ini jika terlalu lama dibiarkan tentunya akan menganggu produktivitas hingga tumbuh kembang ikan mas.
Agar tidak terjadi hal tersebut, jenis penyakit yang sudah paling umum menyerang ikan mas budidaya ini harus segera diatasi. Namun, sebagian orang belum mengetahui cara mudah dalam mengatasi penyakit ini.
Pada umumnya, kutu ikan merupakan penyakit yang berasal dari parasit bakteri. Adapun parasit kutu ikan ini dapat menhisap darah ikan mas secara terus menerus, sehingga bisa menyebabkan sejumlah gejala.
Lebih lanjut, gejala paling umum yang kerap ditimbulkan oleh penyakit ini biasanya dapat menimbulkan bercak-bercak berwarna kemerahan. Bercak tersebut berada pada bagian tubuh ikan mas seperti sirip, kulit, hingga insang.
Selain itu, gejalanya juga bisa menimbulkan penurunan nafsu makan secara drastis. Pasalnya, kutu ikan juga bisa menyebar ke bagian pencernaan ikan. Kendati demikian, sehingga bisa juga menyebabkan nafsu makan terganggu.
Selain menimbulkan gejala, penyakit ini juga memiliki dampak negatif seperti tumbuh kembang ikan tak maksimal. Bahkan, penyakit ini juga bisa menyebabkan ikan mas cenderung gagal panen akibat kutu ikan ini.
Oleh karena itu, penyakit ini harus segera diatasi dengan maksimal. Adapun salah satu cara dalam mengatasi penyakit ini yaitu dengan memberikan rendaman air garam dapur pada ikan yang terinfeksi kutu ikan.
Pasalnya, garam dapur mempunyai sifat netral dengan kadar pH air yang cenderung baik. Rendam ikan mas budidaya pada rendaman garam dapur, ritual perendaman ini bisa berjalan berkisar 15 menit lamanya.
Setelah itu, balikkan lagi ikan mas budidaya ke dalam kolam yang memiliki banyaknya debit air tawar. Jaga kebersihan kolam budidaya dengan menjaga kadar pH air dalam kolam tersebut.
Lebih jauh, berikan juga pakan yang penuh akan kandungan gizinya. Dengan cara dan tips seperti ini, kutu ikan yang menyerang ikan mas budidaya dapat segera teratasi dengan perlahan.
