Panennews.com – Potensi nanas cukup melimpah, dan dengan mudah bisa dijumpai di jalan-jalan raya, apalagi di pasar. Harganya juga terbilang cukup murah. Meski begitu, tidak semua orang menyukai nanas ini.
Di NTB sendiri sampai saat ini belum dibangun industri besar yang dapat mengolah nanas menjadi aneka makanan atau sejenis minuman. Karenanya belum ada nilai tambah yang signifikan dari buah ini.
Potensi nanas yang cukup besar ini memantik ide dari SMK Pertanian Pembangunan Negeri (SMKPPN) Mataram, UPTD Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi NTB membuat terobosan untuk mengolah nanas menjadi bahan baku aneka cemilan, dan minuman bernilai jual jauh lebih tinggi.
Di SMKPPN Mataram, sudah dua bulan terakhir guru dan siswa membuat inovasi mengolah nanas. Dari kulit, ampas, hingga airnya. Produk yang sudah dihasilkan adalah minuman kemasan Sari Buah Nanas SMKPPN Mataram atau disingkat Sabunaka.
Sabunaka ini adalah campuran perasan nanas, air, gula, asam sitrat sebagai pengatur keasaman, ditambah garam. Jika diminum, rasanya segar. Apalagi diminum dalam keadaan dingin. Meski dengan beberapa campuran, aroma nanasnya tetap terasa.
Hasil olahan nanas lainnya adalah cemilan stick. Daging nanas yang sudah diperas, dijadikan campuran tepung, telur, dan rempah-rempah. Jika dimakan, rasanya cukup enak dan sangat cocok untuk menemani waktu ngopi santai, atau sebagai pelengkap cemilan saat hajatan.
Dan yang paling unik adalah kulit nanas yang diolah menjadi abon. Dicampur dengan bumbu-bumbu lainnya, abon kulit nanas ini sangat enak. Rasanya seperti abon daging. Dan sangat cocok untuk campuran makan nasi.
Seluruh produk turunan ini sudah dijual dalam bentuk kemasan. Sudah mendapatkan PIRT, izin halal. Tinggal proses izin BPOM.
Kepala SMKPPN Mataram, Sugiarta, mengatakan, ide mengolah nanas ini berangkat dari rasa keperihatinan melihat hasil alam NTB yang melimpah. Namun tidak banyak diolah menjadi produk lebih bernilai jual tinggi.
Saat dilakukan survey lapangan ke beberapa pedagang nanas di pinggir jalan, pedagang menyebut, nanas dijual murah. Setelah dikupas, lebih dari 4 jam, aromanya akan berubah. Pun nanas yang tak laku terjual biasanya rusak. Kemudian dibuang begitu saja.
Karena itu, guru SMKPPN Mataram dan siswa sekolah ini kemudian terdorong berinovasi dengan bahan baku nanas. Dengan melakukan pengolahan, 10 biji nanas bisa menghasilkan hingga Rp300 ribu.
Perasannya dijadikan minuman, ampas perasan nanas dijadikan stik. Kulitnya dijadikan abon. 10 biji nanas atau sekitar 5 Kg bisa menghasilkan minuman segar 100 gelas. Satu gelas kemasan dijual seharga Rp200 (nilainya menjadi Rp100 ribu).
Kemudian ampas nanasnya bisa dijadikan 10 bungkus. 1 bungkus harganya Rp10.000 (nilainya menjadi Rp100 ribu). Sementara abon kulit nanasnya juga bisa menghasilkan hingga Rp100 ribu. Jikapun ada bagian yang tidak bisa diolah, selanjutnya dijadikan pupuk.
“Tidak ada yang terbuang jadinya nanas ini. dan harganya jauh lebih tinggi dibanding dengan menjualnya hanya sekedar nanas biasa,” jelas Sugi.
Produksi turunan nanas di SMKPPN Mataram dilakukan setiap hari. Pemasarannya juga sudah mulai dibangun. Melibatkan siswa-siswi SMKPPN Mataram.
Selain menjadi media pembelajaran siswa-siswi menjadi wirausaha. Dari hasil penjualan produksi turunan nanas ini juga sebagaian persentasenya untuk siswa. Sebagian untuk sekolah, dan dikelola lagi untuk berproduksi. Sebagian lagi untuk kegiatan operasional lainnya.