Panennews.com – Dusun Kiringan, Bantul, sudah turun temurun dikenal sebagai desa penghasil produk jamu tradisional. Sejak 1950-an, warga berjualan jamu gendong dan kini terdapat sebanyak 132 pengrajin jamu gendong di Desa Kiringan.
Selain jamu-jamu tradisional, berbahan kencur, jahe, dan temulawak, saat ini dikembangkan produk jamu baru hasil inovasi, yakni berupa wedang uwuh rosella celup dan permen jelly berbahan dasar bunga telang.
Produk ini hasil program Pengabdian Kemitraan Masyarakat (PkM) Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Yogyakarta yang menggelar pelatihan inovasi produk jamu.
“Kami melihat peluang besar dalam diversifikasi produk jamu, terutama dengan mengombinasikan inovasi dalam bentuk dan kemasan agar sesuai dengan tren pasar saat ini. Wedang uwuh celup dan permen jelly bunga telang adalah contoh produk yang dapat menarik minat generasi muda dan wisatawan,” ujar Nur Saudah Al Arifa, Ketua Tim Pengabdian Masyarakat UNU Jogja, Sabtu (21/9/2024).
Ia menjelaskan pelatihan dihadiri oleh perwakilan pengelola desa wisata serta empat kelompok pengrajin jamu gendong setempat.
Inovasi pertama adalah wedang uwuh rosella celup sebagai pengembangan dari minuman tradisional wedang uwuh yang umumnya berbahan dasar rempah-rempah seperti jahe, kayu manis, dan secang.
“Dalam versi inovatif ini, bunga rosella digunakan untuk memberikan cita rasa segar serta meningkatkan kandungan antioksidan. Dikemas dalam bentuk celup, produk ini lebih praktis dan modern, menargetkan konsumen yang mencari kemudahan dalam penyajian tanpa mengurangi keaslian rasa,” kata Nur.
Produk kedua adalah permen jelly berbahan dasar bunga telang, yang tak hanya memiliki tampilan menarik dengan warna alami biru, tetapi juga kaya manfaat kesehatan, seperti meningkatkan daya tahan tubuh dan memberikan alternatif produk camilan sehat berbahan herbal.
Inovasi produk jamu ini disambut antusias ibu-ibu perajin jamu di Kiringan. “Harapan ke depannya semoga progam ini dapat memberikan dampak yang secara signifikan dalam pengembangan desa wisata jamu gendong Kiringan, baik dari segi inovasi produk berbasis bahan lokal maupun desain kemasan produk,” katanya.
Kepala Dukuh Kiringan, Sudiatmi menyampaikan apresiasi atas inovasi produk jamu ini. Menurutnya, sudah sejak dulu warga masyarakat mulai menanam Tanaman Obat Keluarga (TOGA) di pekarangan rumah mereka.
Penanaman tanaman obat tersebut awalnya hanya bertujuan untuk mempermudah perolehan bahan baku pembuatan jamu tradisional warga masyarakat Dusun Kiringan.
Namun seiring berjalannya waktu kabar mengenai jamu tradisional ini sampai ke berbagai daerah sekitar sehingga permintaan jamu semakin tinggi. Dusun Kiringan diresmikan sebagai Desa Wisata Jamu Gendong 2016.
“Dengan pelatihan UNU Jogja ini harapannya dapat memperkaya variasi produk jamu yang dihasilkan oleh para pengrajin, serta juga memberikan nilai tambah bagi Wisata Jamu Kiringan,” ucapnya.