Berdaya Saing Global, DIY Siapkan Peremajaan Budidaya Kakao

oleh -10 views
Jajaran Pemda DIY melihat hasil budidaya kakao
Jajaran Pemda DIY melihat hasil budidaya kakao dan produknya di Festival Cokelat Nglanggeran. (Dok. Pemkab Gunungkidul)

Panennews.com – Kakao lokal DIY, khususnya dari Kabupaten Gunungkidul, menjadi komoditas unggulan yang memiliki cita rasa khas dan berdaya saing di pasar internasional. Peremajaan budidaya kakao di DIY tengah disiapkan agar terus memberi manfaat ekonomi di masa yang akan datang.

Hal itu mengemuka dalam Festival Coklat Nglanggeran 2024 yang kali ini digelar dengan tema “Cokelat Lokal Berdaya Saing Global”. Acara ini menghadirkan beragam kegiatan menarik, mulai dari bazar, pameran, aneka lomba, hingga talkshow interaktif serta pentas seni.

Pelaksana Tugas Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan DIY, Heri Sulistyo Hermawan, menjelaskan bahwa kakao merupakan bahan baku utama pembuatan cokelat yang sangat digemari oleh konsumen global. Ia juga menekankan bahwa komoditas ini memiliki efek multiplier yang luas, terutama dalam peningkatan industri dan ekonomi.

“Kakao di DIY sudah dikembangkan sejak tahun 1980 melalui berbagai program, termasuk bantuan presiden. Saat ini, luas lahan pengembangan kakao mencapai 3.316 hektar dari total potensi lahan seluas 5.224 hektar,” kata Hery dalam pembukaan Festival Cokelat di Area Embung Nglanggeran, Kamis (5/9/2024).

Baca Juga :   Antisipasi Hama, Kabupaten Batang Kawal Penanaman Bibit Cabai

Ia menerangkan, usia tanaman tersebut rata-rata telah mencapai 30 tahun, sehingga perlu peremajaan untuk meningkatkan produktivitas dan daya saing.

Dalam rangka mendukung pengembangan kakao, Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan DIY akan merancang program pemberdayaan masyarakat melalui kelompok tani dan wanita tani.

“Langkah ini untuk menghasilkan kakao bermutu tinggi dengan cita rasa khas yang dapat bersaing di pasar lokal maupun internasional,” ungkapnya.

Bupati Gunungkidul, Sunaryanta, optimistis bahwa Gunungkidul memiliki potensi besar untuk menjadi pusat pertumbuhan ekonomi.

Menurutnya, visi misi pemerintah daerah salah satunya mempercepat kemajuan Gunungkidul, terutama dalam memanfaatkan potensi alam, seperti kawasan karst, untuk meningkatkan ekonomi.

“Inovasi dan transformasi mindset menjadi kunci dalam pengembangan sektor-sektor unggulan ini,” ungkapnya.

Sunaryanta menegaskan, Gunungkidul yang dulu dikenal sebagai daerah kekurangan kini mulai menonjol sebagai kawasan dengan potensi besar, terutama di sektor pertanian dan pengolahan kakao.

Baca Juga :   Tingkatkan Benih, Kementan Sukseskan Pembangunan Nurseri

“Hal ini sejalan dengan upaya pemerintah daerah untuk mengentaskan kemiskinan dan meningkatkan taraf hidup masyarakat melalui pengembangan produk lokal seperti cokelat,” paparnya.

Sekda DIY, Beny Suharsono, juga memberikan apresiasi terhadap upaya pengembangan coklat lokal. Menurutnya cokelat bukan hanya komoditas ekonomi, tapi juga identitas Yogyakarta.

“Festival ini adalah salah satu cara untuk melestarikan dan mengedukasi masyarakat tentang potensi besar yang dimiliki oleh Gunungkidul dan Yogyakarta secara umum,” ujarnya.

Beny juga menekankan pentingnya kolaborasi antara pemerintah, pelaku usaha, dan masyarakat dalam menghasilkan produk cokelat berkualitas tinggi.

“Gunungkidul telah membuktikan bahwa mereka mampu mengolah kakao menjadi cokelat yang layak bersaing di pasar global. Coklat khas Gunungkidul memiliki cita rasa yang tidak kalah dengan cokelat-cokelat dari luar negeri,” tambahnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.