Panennews.com – Rangkaian Sidang ke-2 Indonesia-Pasific Parliamentary Partnership (IPPP) telah ditutup secara resmi pada Kamis kemarin.
Untuk menutup rangkaian agenda pertemuan DPR RI dengan parlemen-parlemen negara Pasifik tersebut, para delegasi diajak berkeliling (field trip) ke Kebun Raya Bogor.
Kegiatan field trip yang dilakukan usai mengunjungi IPB University ini disambut antusias para delegasi yang hadir. Tak hanya berkeliling Kebun Raya, delegasi pun diajak untuk melihat berbagai varietas Anggrek yang ada di Griya Anggrek Kebun Raya Bogor.
Ketua Badan Kerja Sama Antar-Parlemen (BKSAP) DPR RI Fadli Zon mengatakan field trip kali ini membuka peluang kerja sama baru antara negara anggota IPPP. Salah satunya merupakan pengembangan varietas-varietas tanaman yang memiliki agroklimat yang sama dengan daerah daerah Pasifik.
“Ini untuk best practice kemudian juga mungkin membuka untuk kerja sama kerja sama lain. Tadi mereka udah banyak ide, misalnya di negara Fiji, mereka baru punya varitas bambu itu tiga, mereka ingin kita bantu lah supaya varietas bambunya lebih banyak yang bisa digunakan,” kata Fadli, di sela berkeliling Kebun Raya Bogor, Sabtu (27/07/2024).
Selain melihat varietas Anggrek, delegasi yang hadir juga diajak untuk berkeliling di Kebun Raya seluas 87 hektare tersebut, termasuk, melihat Istana Presiden yang ada di dalam Kebun Raya Bogor.
Diketahui, sebelumnya, delegasi juga diajak untuk melihat bagaimana inovasi di bidang pangan, maritim, dan biosains yang dilakukan oleh IPB University. Delegasi pun diperlihatkan sebagian kecil startup yang bergerak di bidang pertanian, pangan, dan laut yang dihasilkan oleh IPB University.
“Anggota parlemen, ketua-ketua parlemen dari negara-negara Pasifik sangat antusias itu melihat inovasi-inovasi di berbagai bidang tadi itu. Dan mereka juga menyatakan semacam pembuka mata ya eye opening begitu. Jadi mungkin ke depan bisa ada kerja sama lagi,” lanjut Fadli.
Ke depan, Fadli berharap ada lebih banyak beasiswa bagi mahasiswa dari Kepulauan di Pasifik. “Kita punya darmasiswa yang bukan hanya dari negara-negara barat, Eropa Timur atau Asia Tengah, tapi juga dari negara-negara Pasifik ini. Ini kan negara tetangga kita yang banyak kesamaan sejarah, kesamaan budaya dan lain-lain,” harapnya.