Panennews.com – PT PLN (Persero) Unit Induk Distribusi (UID) Jawa Timur terus bekomitmen menjadi pelopor penggerak bidang ekonomi dengan menghadirkan elektrifikasi di sektor pertanian.
Di Kabupaten Nganjuk selama 5 (lima) tahun terakhir mencatat pertumbuhan positif sebanyak 2.494 petani beralih menggunakan listrik PLN.
Hingga Maret 2024, terdapat penambahan pelanggan yang beralih menggunakan listrik PLN mencapai 344 petani Kabupaten Nganjuk. Banyaknya petani yang beralih memilih menggunakan listrik PLN ini didorong pemasaran intensif dan ekstensif PLN.
Sumartono, Petani Dusun Mojorebun, Kabupaten Nganjuk mengutarakan kisahnya menggunakan diesel untuk pengairan selama 40 tahun dan kini memilih beralih ke listrik PLN setelah merasakan lebih ekonomis.
“Jika sebelumnya pengairan menggunakan diesel selain lebih mahal juga susah mendapat bahan bakarnya. Dalam 1 (satu) kali penyiraman kebutuhan bahan bakar diesel mencapai 3 liter atau senilai Rp 27.000,- sementara untuk listrik PLN hanya membutuhkan Rp 5000. Penghematan mencapai 81%,” ungkap Sumartono, Kamis (23/05/2024).
Selain lebih hemat secara operasional, elektrifikasi PLN ini akan menjadi lebih cepat karena penyiraman semakin teratur. Ia juga mengungkapkan saat menggunakan bahan bakar diesel harus mendapat ijin dan mendapat pembatasan kuota 30 liter/hari.
“Masyarakat merespon positif kehadiran listrik masuk sawah ini. Selain untuk elektrifikasi, para petani disini memanfaatkan listrik untuk mengusir hama dan menekan biaya pemeliharaan pertanian yang sebelumnya masih menggunakan cara tradisional,” tambah Sumartono.
Pengalaman serupa juga diceritakan Heppy, Petani Kebun Jeruk Desa Bolo, Kecamatan Ujung Pangkah Gresik ini mengungkapkan sebelumnya menggunakan mesin diesel untuk operasional sumur bor mengairi 40 hektar lahan pertaniannya dengan hasil panen per bulan 2 ton per hektar.
Dengan begitu, menggunakan listrik PLN ia mampu mampu meningkatkan efisiensi produksi hingga 61%.
“Semenjak menggunakan listrik PLN kami beralih ke pompa elektrik tipe Submersible Pump sehingga pengairan menjadi sangat lancar dan produktivitas pohon meningkat sehingga hasil buah melimpah. Hasil panen kami naik menjadi 150%,” tutur Heppy.
Pengalaman lain diceritakan oleh Bambang Supeno. Ia merupakan pengelola penggilingan padi berdaya 131 kVA yang menghemat biaya operasional sebesar 40 – 50% sejak beralih dari mesin diesel menjadi listrik. Selain itu operasional jadi semakin praktis, tidak berisik dan bersih.
“Berkat penghematan biaya operasi, produksinya meningkat menjadi 48 ton/bulan atau meningkat 30% dari biasanya,” terang Bambang.