Panennews.com – Permintaan daging kerbau menjelang Hari Raya Idulfitri meningkat signifikan. Bahkan saat ini kenaikan harga kerbau mencapai 20 persen, dibandingkan hari biasa.
Kerbau di wilayah Pati Raya sejak dulu memang memiliki nilai ekonomis yang tinggi.
Terlebih, adanya berkah dari Sunan Kudus yang merupakan satu dari sembilan Wali Songo.
Sunan Kudus melarang menyembelih sapi, sebagai bentuk toleransi dan menghormati agama lain.
Sehingga masyarakat di Kabupaten Kudus, Jepara, Pati, Rembang, hingga Blora, sebagian masih memegang tradisi tersebut.
Alternatifnya, warga di eks-Keresidenan Pati lebih memilih untuk mengkonsumsi daging kerbau untuk mengganti sapi.
Peternak Kerbau, Kholifaturrokhim, mengamini hal itu, bahkan permintaan paling tinggi utamanya datang dari wilayah Kota Kretek.
“Di sini pasarnya paling tinggi di wilayah Kudus. Dimana Kudus dulunya wilayah Hindu, jadi di sana tidak diperkenankan untuk menyembelih sapi dan budaya ini terus dilakukan sesuai perintah Sunan Kudus,” ujarnya, Selasa (9/4/2024).
Peternakan kerbau miliknya yang berlokasi di Sukolilo, saat ini terdapat ratusan ekor kerbau. Dan menjelang Lebaran, permintaan kerbau meroket naik.
Padahal harga kerbau jauh lebih mahal dibandingkan dengan harga sapi, selisih rata-rata adalah Rp4 juta dengan ukuran yang sama.
“Menjelang Idulfitri ini permintaan daging kerbau meningkat hingga ada kenaikan harga,” jelasnya.
Kholifaturrokhim mengaku, jika hari biasa hanya mampu menjual hingga empat ekor kerbau siap potong. Menjelang Hari Raya, sebabnya sembilan hingga 10 ekor laku terjual.
“Memang biasanya mendekati Idulfitri maupun Iduladha selalu terjadi peningkatan permintaan pasar,” pungkasnya.