Panennews.com – Pemerintah Provinsi Jawa Tengah serius menjadikan ternak kambing dan domba sebagai pemulih ekonomi peternak sapi yang sempat didera wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) dan lumpy skin disease (LSD).
Hal itu disampaikan Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnakkeswan) Jateng, Agus Wariyanto, di acara panen cempe atau anak kambing di Kota Salatiga, akhir pekan lalu.
“Kalau kita lihat populasi kambing hampir 4 juta (ekor), sedangkan domba, di posisi nomor 2 setelah Jabar. Ini potensi luar biasa untuk menggeliatkan ekonomi masyarakat,” ujar Agus dikutip Selasa (12/3/2024).
Ia menyebut, produksi daging dan susu kambing serta domba dari Jawa Tengah menjadi salah satu penyangga kebutuhan nasional.
Merujuk data Disnakkeswan Jateng, populasi kambing di provinsi ini 3.747.610 ekor, atau 20 persen total nasional dan menempati peringkat pertama nasional. Sementara populasi domba 2.288.826 ekor, atau 16 persen total nasional.
Ia menyebut produksi hasil ternak berupa daging, susu, dan telur dari Jateng juga berkontribusi terhadap penyediaan protein hewani nasional.
Total produksi daging 57 ribu ton menyumbang 9,25 persen kebutuhan nasional. Adapun produksi susu dari Jateng mencapai 93 ribu ton setara 11,38 persen total nasional.
“Kita punya potensi luar biasa, menjadi penyangga pangan nasional berbasis ternak,” imbuhnya.
Salah satu penyedia susu kambing di Salatiga adalah paguyuban Empat Kandang Sekawan Lima Sempurna yang mampu memproduksi susu 200 liter per hari.
“Kita kawinkan pejantan Saanen (bibit impor) dengan kambing lokal, sehingga kualitas anakannya bagus. Harapannya, setelah panen cempe ini, semakin banyak bakalan, dan produksi susu juga stabil, untuk memenuhi pasaran,” kata Agus Wibowo, salah satu peternak di paguyuban tersebut.