Panennews.com – Kementerian Pertanian RI melalui Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, berperan aktif dalam ajang internasional “The First Global Conference on Animal Health Innovation, Reference Centres and Vaccine”.
Adapun ajang tersebut yang digelar oleh FAO (Badan Pangan dan Pertanian PBB) di Roma, Italia, pada 23-25 September 2024 lalu.
Direktur Kesehatan Hewan, Imron Suandy, tampil mewakili Indonesia sebagai panelis dalam diskusi internasional mengenai visi masa depan kesehatan hewan.
Dalam paparannya di hadapan delegasi dari negara anggota FAO, Imron menyatakan, Tantangan kesehatan global semakin kompleks dan tidak dapat diprediksi.
Lebih lanjut, diperlukan upaya proaktif yang berkelanjutan dalam pencegahan, deteksi, serta respons guna memastikan ketahanan sistem kesehatan dan kesiapsiagaan menghadapi ancaman di masa depan.
Selain berperan sebagai panelis di konferensi utama, Imron Suandy juga menjadi pembicara dalam side event peringatan 20 tahun FAO ECTAD (Emergency Centre for Transboundary Animal Diseases).
Dalam kesempatan ini, Imron memaparkan pengalaman Indonesia dalam kolaborasi dengan FAO ECTAD, terutama terkait upaya pengembangan kapasitas kesehatan hewan yang telah berhasil memperkuat ketahanan nasional selama dua dekade terakhir.
“Pasca wabah flu burung (HPAI H5N1) pada tahun 2003, Indonesia berhasil meningkatkan surveilans berbasis partisipasi masyarakat serta menerapkan biosekuriti tiga zona, yang terbukti efektif untuk peternakan skala kecil. Selain itu, penerapan IVM online untuk pemantauan virus AI menjadi contoh nyata keberhasilan kerja sama antara pemerintah, akademisi, dan sektor swasta,” ungkap Imron, Minggu (29/09/2024).
Pengalaman Indonesia dalam kerja sama dengan FAO ECTAD ini diakui sebagai model inspiratif bagi negara-negara lain, terutama dalam mengintegrasikan pemberdayaan masyarakat dan kolaborasi lintas pemangku kepentingan ke dalam kebijakan nasional. Pendekatan ini memungkinkan berbagai capaian positif menjadi berkelanjutan dan berdampak jangka panjang.
Ke depannya, Indonesia berkomitmen untuk terus memperkuat pengendalian penyakit hewan endemik dan meningkatkan ketahanan sistem kesehatan hewan, guna mencegah potensi wabah di masa depan.
Selain itu, langkah ini juga akan mendukung program peningkatan populasi sapi dan memperkuat kampanye gizi nasional melalui peningkatan konsumsi susu, demi kesehatan masyarakat dan keberlanjutan sektor peternakan.
“Indonesia berkomitmen untuk melanjutkan kerja sama dengan FAO dan pemangku kepentingan lainnya melalui pendekatan One Health, guna memastikan kesehatan hewan di Indonesia tetap tangguh dan berkelanjutan di masa depan,” tegas Imron.
Sementara itu, Kepala Balai Besar Veteriner Wates, Hendra Wibawa, bersama perwakilan BRIN, turut berkontribusi sebagai panelis dalam diskusi mengenai penguatan kolaborasi One Health untuk pengendalian zoonosis dan penyakit infeksi baru di Indonesia.
Dalam sesi ini, mereka membagikan wawasan tentang peran vital jaringan laboratorium veteriner Indonesia dalam mendukung diagnosis dan penelitian penyakit infeksius, serta menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor demi keberlanjutan kesehatan hewan dan produksi peternakan di masa depan.