Panennews.com – Selama Ramadhan, produsen cendol asal Muntilan, Magelang, panen cuan. Setiap harinya, dia bisa menghabiskan hingga 75 kilogram (kg) tepung tapioka atau pati.
Banyak masyarakat yang memburunya untuk dijadikan campuran es saat buka puasa. Padahal, hari biasa, dia hanya membutuhkan sekitar 5 kg tepung tapioka.
Produsen cendol, Marwati mengaku sudah menekuni usaha pembuatan cendol sejak 13 tahun lalu atau 2011 silam. Setiap harinya, dia menjajakan cendol di Pasar Muntilan.
“Saya jual sendiri buat lapak di Pasar Muntilan. Kalau puasa, diambil pedagang eyek,” ujar dia di kediamannya, Senin (25/03/2024).
Produksi cendol dilakukan saat malam hari. Mulai dari selepas berbuka puasa hingga pukul 23.00 WIB. Prosesnya diawali dengan menguleni atau melumat adonan hingga dibentuk dengan saringan. Ia dibantu dua orang.
Cendol yang sudah jadi itu, selanjutnya akan dibungkus pada keesokan harinya. Ada empat orang yang membantu proses tersebut.
Produk berbahan dasar tepung tapioka ini memiliki tekstur yang lembut dan kenyal. Cocok untuk dijadikan menu takjil berbuka puasa.
Marwati menyebut, saat Ramadan, dia bisa menghasilkan sekitar 200 kantong cendol. Setiap kantong berisi 10 bungkus cendol. Harga per kantong pun relatif murah. Cukup merogoh kocek Rp10.000.
“Biasanya anak saya bawa cendol itu ke pasar, terus diambil sama pedagang eyek,” bebernya.
Pedagang eyek itu, kata dia, kebanyakan berasal dari Muntilan, Sawangan, dan Dukun. Marwati mengakui, ada peningkatan penjualan cendol lebih dari 100 persen dibanding hari biasa. Lantaran ada keterbatasan tenaga, tak jarang dia menolak pesanan.
Hanya saja, dia memprediksi, pembelian cendol akan semakin berkurang beberapa hari menjelang Lebaran.
“Kalau saat ini menghabiskan tiga karung tepung, masing-masing 25 kg. Nanti sebelum Lebaran, mungkin dikurangi jadi dua karung saja,” ungkapnya.
Berbeda saat Ramadan, cendol ini tidak dijual dalam kemasan kecil. Hanya dijual per kg sekaligus dijual dalam bentuk dawet cendol.
“10 hari Ramadan ini, berarti menghabiskan 7,5 kuintal tepung tapioka. Sehari kan 75 kg,” sambungnya.
Selain memproduksi cendol dari tepung tapioka, Marwati juga membuat cendol beras. Namun, tidak terlalu banyak. Sehari hanya 8 kg. Karena peminatnya lebih sedikit ketimbang cendol tepung.
Dengan jumlah produksi yang meningkat beberapa kali lipat, praktis membuat omzetnya ikut bertambah. Namun, Marwati enggan menyebut jumlah omzet yang didapatkan selama Ramadan.