Panennews.com – Dalam upaya mengakselerasi perekonomian Bali, sektor potensial lain di luar pariwisata perlu didorong, salah satunya sektor pertanian hal ini disampaikan, Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali, G. A. Diah Utari, Jumat, (9/2/2024) di Kota Denpasar, Provinsi Bali.
“Sektor pertanian menyumbang sekitar 15% terhadap PDRB Bali, dan mampu menyerap hingga 20% tenaga kerja, serta berperan penting dalam pengendalian inflasi,” jelasnya.
Dirinya menyebutkan, Sub sektor perikanan termasuk dalam sektor pertanian juga memiliki pangsa terbesar dan potensi ekspornya cukup tinggi. Akan tetapi, pertumbuhan kredit sub sektor ini justru terkontraksi karena dinilai berisiko tinggi, yang tercermin dari tingginya Non Performance Loan (NPL) dan Loan at Risk (LAR).
“Diversifikasi sumber pertumbuhan di luar pariwisata penting untuk menyeimbangkan pertumbuhan antara kawasan utara dan selatan Bali. Saat ini, daerah berbasis pariwisata memiliki pendapatan per kapita per bulan, pengeluaran per bulan, dan intermediasi kredit yang lebih tinggi dibandingkan daerah non pariwisata,” bebernya.
Dirinya mengatakan,, bahwa kestabilan harga juga perlu dijaga karena, pertumbuhan ekonomi mensejahterakan masyarakat harus dibarengi dengan inflasi terkendali.
“Pengendalian inflasi tidak hanya untuk kestabilan harga jangka pendek namun juga jangka panjang dengan membentuk ekosistem rantai distribusi hulu-hilir yang melibatkan Perumda pangan sebagai perpanjangan tangan Pemerintah Daerah,” bebernya.
Diah menambahkan, upaya untuk mendorong pertumbuhan ekonomi sektor potensial memerlukan dukungan kemudahan akses pembiayaan dan dukungan investasi baik melalui perbankan maupun FDI.