Panennews.com – Salah satu cara untuk menarik minat anak-anak muda ke dunia pertanian adalah dengan mengenalkan teknologi baru di bidang pertanian. Bidang pertanian dan teknologinya bahkan harus dikenalkan mulai tingkat sekolah dasar.
Hal ini disampiakan pakar pertanian Universitas Gadjah Mada (UGM) Bayu Dwi Apri Nugroho sebagai upaya regenerasi petani.
“Sebagai contoh penggunaan drone, kalau selama ini penggunaan drone hanya digunakan untuk foto-foto atau mendokumentasikan suatu kegiatan, drone juga bisa digunakan untuk memantau kondisi tanaman bahkan bisa digunakan untuk penyemprotan pupuk, pestisida di lahan-lahan sawah,” ujar Bayu dalam keterangannya Rabu (9/1/2024).
Selain itu, aplikasi-aplikasi pertanian baru di smartphone di mana generasi muda bisa dengan mudah memantau harga produk pertanian dan kondisi lahan secara realtime. Menurut Bayu, fitur-fitur lain dalam aplikasi pertanian yang mendukung pertanian cerdas sangat diperlukan.
“Misalnya, chatbot dan voice command sebagai wahana komunikasi petani yang ingin bertanya tentang pertanian. Lalu, penggunaan robot untuk otomatisasi dalam penanaman dan pemanenan. Meskipun biaya untuk hal ini terlalu besar, tetapi ke depan pemanfatan robot merupakan bagian dalam suatu pertanian cerdas,”jelasnya.
Bayu yakin pemanfaatan inovasi dan teknologi-teknologi di dunia pertanian sangat membantu mendongkrak minat anak-anak muda ke dunia pertanian. Tak kalah penting, mengenalkan pertanian termasuk pemanfaatan-pemanfataan teknologinya sedini mungkin.
Ia melihat pendidikan menjadi salah satu cara efektif untuk mengenalkan pertanian, yaitu dengan memasukkan materi pertanian dan teknologi pertanian ke dalam kurikulum atau materi pembelajaran di tingkat Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Atas (SMA).
Menurut Bayu, cara ini masih mengharapkan dukungan pemerintah pusat dan pemerintah daerah yaitu melalui pendirian sebanyak mungkin bangunan agrotourism dan agroedutechnopark di daerah-daerah. Selain sebagai taman rekreasi bagi masyarakat, tempat wisata pertanian juga dimanfaatkan untuk mengenalkan pertanian beserta teknologinya.
“Siswa-siswa SD, SMP dan SMA dijadwalkan untuk kunjungan ke agrotourism atau agroedutechnopark tersebut secara terprogram dan terjadwal,” katanya.
Dengan kunjungan itu, anak-anak muda menjadi paham dan mengerti persoalan pertanian dan berbagai teknologinya.
“Saya kira dengan pengenalan pertanian dan teknologinya sedini mungkin di tingkat SD, SMP dan SMA, ada harapan di masa depan Indonesia bisa terbebas dari bayang-bayang impor. Bahkan, jika mungkin sebagai negara pengekspor pangan yang tentunya akan meningkatkan kesejahteraan petani di Indonesia,” tandasnya.