Panennews.com – Selain harga cabai, bawang merah dan putih masih tinggi di beberapa pasar tradisional kota Denpasar dan Kabupaten Badung, Provinsi Bali hingga memasuki tahun ini.
Harga tempe ikut merangkak naik di tingkat pengepul seperti, dirasakan pedagang pengecer tempe dan tahu di pasar tradisional Unit Pasar Kuta II, Kuta, Kabupaten Badung, Provinsi Bali.
Salah satunya, Husnul Kohtimah, Sabtu,(6/1/2024) saat ditemui langsung di lapak daganganya di pasar Kuta II menyebut, kenaikan harga ini diperkirakan akibat naiknya bahan dasar tempe yakni, kacang kedelai di tingkat pengepul atau pelaku industri tempe dan tahu di Kuta dan sekitarnya.
Terjadinya kenaikan ini akhirnya berdampak ke jumlah per bungkus tempe menjadi berkurang serta, ukuran tempe ikut menjadi lebih kecil dari sebelumnya.
Pedangang menyebut, kenaikan harga ini telah terjadi sebelum tahun baru.
“Ya, tempe naik harganya sekarang.Sebelumnya di pengepul tempe dan tahu dengan harga Rp 5 ribu mendapat 4 bungkus saat ini hanya 3 bungkus tempe saja,” jelasnya.
Dari pengamatannya, sebagian pembeli lebih memilih tempe dengan harga Rp 5 ribu dengan isian 3 bungkus hingga saat ini.
Kohtimah sangat berharap, Pemerintah dapat segera menekan harga kacang kedelai sehingga, harga tempe kembali normal di tingkat pengepul.
“Ya, harapannya harga kedelai normal kembali sehingga, harga tempe menjadi lebih murah.Saya juga bisa memutar modal usaha dengan lebih cepat,” harapnya.
Selanjutnya, salah satu Ibu Rumah Tangga saat ditemui di pasar Kuta II, Aminah menyampaikan, tentu sangat memberatkan harga tempe ini naik karena, tempe sebagai salah satu makanan pokok sehari-hari.
“Ya, memberatkan lah, harga tempe ini naik.Karena, hampir setiap hari membeli dan mengkonsumsi tempe ini,” ujarnya.
Dirinya mengaku, membeli tempe sebesar Rp 10 ribu setiap harinya.
Aminah sangat berharap, harga tempe dapat turun karena, hampir sebagian bahan kebutuhan pokok merangkak dan masih tinggi hingga memasuki awal bulan di tahun ini.