Dampak PMK, Populasi Sapi Perah Mengalami Penurunan Di Pasuruan

oleh -54 views
Hewan Sapi
Foto : Panen News/amar

Panennews.com – Wakil Menteri Pertanian (Wamentan), Harvick Hasnul Qolbi mengatakan Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) turut memberikan dampak pada turunnya produksi susu nasional hingga 30-40 persen.

Menurut Wamentan, hal tersebut disebabkan banyaknya populasi sapi yang mati akibat PMK tahun lalu.

Hal ini disampaikan saat meninjau peternakan sapi perah yang dikelola oleh Koperasi Unit Desa (KUD) Sembada, Kecamatan Puspo, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur, Minggu (17/12/2023).

“Pasca PMK kemarin, populasi sapi perah mengalami penurunan, termasuk di Kabupaten Pasuruan. Ini tentu sangat berdampak pada produksi susu kita,” kata Wamentan.

Wamentan Harvick berharap para peternak di Pasuruan terus meningkatkan produksi susu melalui penambahan populasi dari masyarakat atau Koperasi Unit Desa (KUD) melalui pembelian KUR. Sehingga, peternak dapat mengangsur dari bank pemerintah.

Baca Juga :   Agar Pasokan Ayam Ras Terpantau, Kementan Awasi Distribusi dan Tata Niaga

Selain itu, pihaknya juga akan merumuskan regulasi kepada Industri Pengolahan Susu (IPS) untuk mengutamakan koperasi yang melakukan pembinaan kepada peternak.

“Padahal Pasuruan sendiri menjadi salah satu daerah penyumbang susu terbesar di Jawa Timur. Untuk itu saya meminta, agar peternak dapat melibatkan KUD untuk menambah populasi sapi perah demi meningkatkan kembali produksi susu,” ujarnya.

Sementara itu, Ketua KUD Sembodo Puspo, Purwo Budi Setiawan mengungkapkan saat ini jumlah peternak sapi di koperasinya mencapai 3 ribu orang dengan rata-rata produksi susu mencapai 27 ton per hari.

Meski demikian, ia berharap pemerintah dapat memberikan kebijakan yang berpihak dan melindungi para peternak rakyat di Jawa Timur.

Baca Juga :   Bhabinkamtibmas Desa Kerambitan Amankan Pemberian Vaksin Anjing Di Desa Kerambitan

“Sehingga program pemerintah untuk swasembada susu ini dapat berjalan,” katanya.

Sementara itu, Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Pasuruan, Ainur Alfiah mengatakan populasi sapi perah di Kabupaten Pasuruan mengalami penurunan hingga 7%.

Lebih jauh, dari 97.101 ekor di tahun 2021 menjadi 90.304 ekor di tahun 2022. Tentunya, hal tersebut bisa dikatakan mengalami penurunan secara drastis.

“Sehingga dampaknya pada produktifitas susu juga turun hingga 30 persen. Tahun 2021, produksi susu sapi di Kabupaten Pasuruan mencapai 137.590 ton. Untuk tahun 2022 turun hingga 30% menjadi 96.385 ton,” ucapnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.