Panennews.com – Penjabat (Pj) Sekda NTB H. Fathurrahman mengatakan, pertumbuhan ekonomi NTB memang fluktuatif.
Hal inilah yang akan terus dievaluasi secara terus menerus agar ekonomi daerah yang penuh tantangan ini terus tumbuh. Ada fluktuasi, tapi tidak signifikan.
“Artinya ini evaluasi kita terus ya, termasuk juga dengan pertumbuhan ekonomi kita,” kata Fathurrahman kepada sejumlah wartawan, Jumat, (03/11/2023).
Mantan Kadis Perdagangan Prov NTB ini tidak menampik, banyak sinergi yang selama ini dilakukan oleh Pemprov NTB dengan Bank Indonesia NTB, misalnya terkait dengan upaya pengendalian inflasi.
Di mana, BI NTB ikut dalam Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) dan melakukan beberapa aksi di lapangan dalam rangka menekan laju inflasi.
Menurutnya, ikut bersinergi dan ikut melakukan operasi pasar, pasar murah dan bagaimana melakukan kemitraan dengan penggilingan beras dan lain sebagainya.
Termasuk komoditas lain seperti cabai, kita juga melakukan pembinaan terhadap petani-petani yang produknya bisa berkontribusi inflasi, kata Fathurrahman.
Ditambahkan, salah satu pemicu inflasi di dalam daerah adalah naiknya harga beras dalam beberapa bulan terakhir.
Karena itulah Pemprov NTB sudah mengeluarkan surat edaran kepada Balai Karantina Pertanian berkaitan dengan alur keluar masuk gabah, karena banyak gabah asal NTB keluar daerah.
Hal ini tak terlepas dari persoalan harga yang lebih bagus di luar daerah.
“Kita pengendalian secara soft lah dengan melihat dulu alur masuknya dengan menghitung alur masuknya, karena kita menghitung dari kebutuhan beras. Kita sebenarnya sudah cukup aman sebenarnya sampai lima bulan ke depan. Namun persoalan harga yang masih belum membaik,” imbuh Fathurrahman yang juga prrnah Asisten 1 Setdaprov NTB ini.
Fathurrahman menjelaskan, pihaknya akan memenuhi terlebih dulu kebutuhan di dalam daerah sebelum dilakukan perdagangan antar pulau. Hal ini akan dilakukan untuk menjaga harga beras agar tetap stabil.
Menyinggung pertumbuhan ekonomi NTB, BI NTB membuat proyeksi bahwa di tahun 2023, perekonomian Provinsi NTB diprakirakan akan tetap tumbuh positif meski melandai pada kisaran 1,5-2,3 persen secara tahunan atau yoy.
sementara itu, Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Perwakilan NTB, Achmad Fauzi mengatakan, dari sisi pengeluaran, pertumbuhan terutama didukung oleh tingkat konsumsi yang lebih baik serta peningkatan kinerja investasi sejalan dengan berlangsungnya pembangunan smelter yang ditargetkan selesai pada awal tahun 2024.
Sementara itu, secara sektoral pertumbuhan terutama didukung oleh peningkatan kinerja sektor perdagangan dan sektor konstruksi.
Pertumbuhan lebih lanjut relatif tertahan oleh penurunan kinerja sektor pertanian sejalan dengan potensi dampak dari musim kemarau atau El Nino dan berkurangnya alokasi pupuk subsidi.
Achmad Fauzi menambahkan, pertumbuhan yang relatif tertahan juga karena adanya penurunan yang diperkirakan terjadi pada sektor pertambangan.
Lebih jauh, kondisi ini utamanya dipengaruhi oleh keterlambatan perolehan izin kuota ekspor tahun 2023.