Pemantauan Harga Di Pasaran, Upaya NTB Stabilkan Harga Beras

oleh -4 views
ilustrasi beras
Ilustrasi Beras - Foto : Dok. Istock

Panennews.com – Penjabat Gubernur NTB, Drs. H. Lalu Gita Ariadi, M.Si., melakukan pemantauan harga di pasaran.

Hal itu menindaklanjuti direktif Presiden Joko Widodo kepada seluruh penjabat kepala daerah untuk menjaga stabilitas harga, terutama pangan.

Pemantauan harga dilakukan di Pasar Mandalika, Kota Mataram yang merupakan pasar induk terbesar di NTB. Pemprov NTB melalui TPID melakukan berbagai langkah strategis dalam menstabilkan harga beras di pasaran. Hal ini penting dilakukan untuk menjaga inflasi.

Penjabat Gubernur NTB Drs. H. Lalu Gita Ariadi menegaskan bahwa operasi pasar salah satu upaya yang ditempuh untuk menjaga daya beli masyarakat terlebih menekan terjadinya inflasi akibat harga beras di pasaran.

“Menindaklanjuti direktif bapak presiden pada saat mengumpulkan para Pj Kepala Daerah di Istana Negara dengan salah satu tugasnya adalah bagaimana melakukan pengendalian inflasi, memastikan ketersediaan bahan-bahan kebutuhan pokok masyarakat. Tadi kami sudah mengecek beras dan lain sebagainya, komoditi-komoditi yang lain,” ujarnya, Minggu (05/11/2023).

Baca Juga :   Sempat Melonjak, Harga Cabai Dan Bawang Merah Turun Di Sulsel

Selain itu, Gita mengatakan, saat ini terjadi pergerakan kenaikan harga namun masih dalam kondisi normal. Bahkan stok yang ada dari hasil pantauannya kebutuhan komoditi-komoditi itu tersedia dengan memadai.

Lebih lanjut, beras yang dijualpun kualitasnya sangat bagus dengan harga jual terjangkau yang didistribusikan oleh Bulog NTB. Karena itu, ia memastikan situasi cukup kondusif.

Sementara itu, Pimpinan Wilayah (Pimwil) Bulog NTB David Susanto menyebutkan, sejak Januari hingga awal Oktober 2023 ini, Perum Bulog NTB telah menggelontorkan sekitar 17 ribu ton beras SPHP (Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan) di seluruh NTB dalam rangka stabilisasi harga beras di pasar.

Tingginya penyaluran beras SPHP ini tidak berdampak terhadap stok yang dimiliki mengingat stok yang ada di gudang Bulog NTB sebanyak 19 ribu ton.

Stok beras ini disiapkan untuk program-program strategis pengendalian harga pangan. Stok tersebut mencukupi hingga Januari maupun Februari 2024 mendatang.

Baca Juga :   Kementan Hadiri FAO IGG On Tea, Perkuat Potensi Teh Indonesia

“Dalam seminggu kita dua kali mendroping beras SPHP ke pasar baik itu Mandalika, Kebon Roek dan pasar lainnya di NTB. Kalau di Pasar Mandalika pada hari Senin dan Rabu, terdapat 17 titik pedagang yang kita drop, rata-rata dua truk atau 2 ton beras SPHP,” tandasnya.

Dikatakan, kegiatan SPHP dilakukan di 41 pasar se NTB dan 201 riteller yang berada di dalam kawasan pasar atau toko-toko di luar pasar.

Sementara itu, harga beras SPHP di NTB maksimal yaitu Rp10.900 per kg sesuai dengan Harga Eceran Tertinggi (HET).

“Tak boleh dijual lebih dari HET ya. Kalau ada pedagang yang menjual di atas HET saya akan stop dan tak akan saya kasi lagi. Malahan kita harapkan dijual di bawah HET,” tandas David.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.